NEWS, IDenesia.id - Ifan Nanda memutuskan meninggalkan PSS Sleman dan bergabung dengan PSM Makassar di bursa transfer putaran kedua Liga 1 musim 2023-2024. Dia mengaku ada empat alasan mengapa dirinya kekeh memilih hengkang ke Pasukan Ramang.
Pemain yang berposisi sebagai bek tengah itu resmi berlabuh ke PSM Makassar dengan status pinjaman dari PSS Sleman hingga akhir musim kompetisi Liga 1 musim 2023-2024. Kehadiran Ifan tentu membuat pelatih Bernardo Tavares memiliki banyak opsi di sektor pertahanan.
Ifan Nanda beralasan memilih berseragam PSM Makassar tidak lepas dari sosok pelatih Bernardo Tavares. Menurutnya, Tavares merupakan figur pelatih yang mampu memberikan kepercayaan bagi pemain muda untuk berkembang bersama tim.
“Dia (Bernardo Tavares) kebetulan suka pemain muda juga jadi kayaknya karena itu sih,” kata Ifan Nanda dilansir IDenesia.id dari kanal Youtube Panpel Nobar pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Pemain bernama lengkap Ifan Nanda Pratama juga menegaskan, atmosfer latihan di PSM jauh berbeda dibandingkan PSS Sleman. Menurutnya, intensitas latihan PSM lebih tinggi dibandingkan PSS Sleman sehingga baik untuk pemain muda ke depan.
“Latihannya juga bagus, kalau menurut Ifan bagus buat anak muda. Karena mau gak mau di situ harus lari fisik, kalau tidak lari tidak main di situ,” tegasnya.
“Sleman lebih banyak ke taktik, kalau di Makassar lebih banyak ke fisik. Kalau kita sebutnya itu di Makassar main bola capek, karena mengandalkan defence karena mengandalkan bertahan serangan balik,” tambahnya.
Selain itu, fasilitas latihan yang disediakan PSM juga menjadi faktor utama bagi pemain kelahiran Kudus tersebut bergabung dengan PSM. Menurutnya, dengan fasilitas yang dimiliki PSM tentu bisa menunjang kariernya kedepan.
“Di lapangan aja ada tempat fitnesnya di lapangan latihannya di Kalegowa itu,” tegasnya.
Tak hanya itu, lanjut Ifan Nanda kekompakan antar pemain membuat dirinya betah bersama PSM Makassar. Meski baru empat bulan di PSM, ia mengakui jika solidaritas antar pemain cukup tinggi.
“Pemainnya kompak, terus semuanya kita kalah, kalah bareng, menang, menang bareng gitu terus kayak misal ada yang sakit kita yang merasakan semua. Bareng-bareng terus, ngak ada yang kayak gini sama yang ini, pemain sama sama pemain sana. Kita satu semua,” pungkasnya.
