Kompleks Taman Makam Sultan Hasanuddin, di Kabupaten Gowa, Sulsel. (Dok/Pemkab Gowa).

4 Lokasi Wisata Sejarah yang Sayang Dilewatkan di Kabupaten Gowa

Publish by Redaksi on 27 June 2023

NEWS, IDenesia.id - Kabupaten Gowa, menjadi salah satu daerah yang cukup ikonik di Sulawesi Selatan. Sebabnya, daerah kesultanan Makassar ini punya banyak destinasi menarik untuk dikunjungi. Selain wisata alam, kuliner, hingga religi, ada juga objek wisata sejarah yang tak kalah menarik dari daerah lainnya.

Sejarah Sulsel, juga tak terlepas dari nama Kabupaten Gowa sebagai salah satu kerajaan terbesar pada zamannya yang dikenal seantero negeri. Kondisi ini diperkuat dengan tersebarnya beberapa situs makam kuno peninggalan raja-raja di Pulau Sulawesi, secara umum.

Dilansir dari laman Smart City Pemkab Gowa, IDenesia, merangkum empat objek wisata sejarah yang sayang untuk dilewatkan kalau kamu ada di tempat ini.

Makam Sultan Hasanuddin. Merupakan kompleks pemakaman yang berada di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Situs ini berada di puncak Bukit Tamalate dengan luas 2.352 m². Di kompleks ini terdapat 24 situs pemakaman raja-raja dari Kerajaan Gowa yang sudah ada sebelum masa islamisasi di Sulawesi Selatan. Hal ini ditandai dengan arah kubur yang berorientasi dari arah timur ke barat pada makam raja Gowa ke-11, yaitu I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta yang diangkat menjadi raja Gowa pada tahun 1565.

Balla Lompoa. Adalah istana kediaman Raja Gowa. Secara harfiah Balla Lompoa berarti rumah besar. Balla Lompoa berada di tengah Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin No 48. Lokasi itu merupakan situs budaya dalam sebuah komplek yang luasnya sekitar tiga hektar. Di bagian belakangnya terdapat tembok batu alam yang tebal dan pintu kayu yang lebar dan kokoh, sedangkan di bagian depannya berpagar permanen yang rendah dan halaman yang terbuka. Di samping bangunan Balla Lompoa terdapat bangunan Istana Tamalate yang ukurannya jauh lebih besar yang dibangun pada era kepemimpinan Bupati Gowa Syahrul Yasin Limpo pada tahun 1980-an. Lokasi Balla Lompoa berjarak kurang lebih 3 kilometer dari Kota Makassar. Arus lalu lintas ke lokasi itu sangat lancar karena berada di jalur yang dilewati pete-pete (angkot). Kawasan ini berada di empat persimpangan jalan, sehingga akses untuk memasuki lokasi tersebut dapat melalui ke empat pintu gerbang. Pintu gerbang utama berada di Jalan KH. Wahid Hasyim, pintu gerbang kedua berada di bagian belakang Balla Lompoa yaitu Jalan Andi Mallombassang, pintu gerbang ketiga berada di Jalan Habibu Daeng Kulle dan pintu gerbang keempat berada di Jalan A. Baso Erang.

Benteng Somba Opu. Adalah benteng peninggalan Kesultanan Gowa yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Pada masanya tempat ini pernah menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan di mana rempah-rempah yang diperjualbelikan untuk beberapa pedagang baik dari Asia, sekitar Indonesia dan wilayah Eropa. Sayangnya tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa masyarakat lokal dan internasional ini telah dikuasai oleh VOC pada tahun 1669, kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an pun benteng ini ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan yang datang ke tempat itu. Pada tahun 1990 benteng ini telah direkonstruksi sehingga terlihat lebih baik lagi. Pada saat ini pun Benteng Somba Opu telah menjadi sebuah objek wisata bersejarah karena di dalamnya terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan. Tidak hanya itu saja, tempat ini juga memiliki sebuah meriam dengan panjang 9 meter dan berat sekitar 9.500 kilogram, serta ada sebuah museum yang berisi benda- benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa.

Makam Arung Palakka. Adalah kompleks pemakaman yang terletak di Kampung Bontobiraeng, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Di dalam kompleks terdapat 21 jumlah makam tua yang masih dapat dikenali namanya. Situs makam ini digunakan sebagai situs pemakaman raja Kerajaan Bone ke-XIV (1667-1696) yang bernama La Tenritatta' Arung Palakka yang wafat pada tanggal 6 April 1698. Selain itu, terdapat makam sultan Kesultanan Gowa ke-XX yaitu Sultan Ismail (1709-1711) yang wafat pada tanggal 1 April 1724. Kompleks makam juga memiliki makam dari para kerabat Arung Palakka. Tokoh-tokoh lain yang dimakamkan di tempat tersebut adalah Sitti Hawa, Tumenanga ri Bontobiraeng Karaeng Pattingalloang yang wafat pada 17 September 1654 dan Karaeng Matowaya. Sedangkan makam-makam lainnya tidak diketahui namanya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross