NEWS, IDenesia.id - Para pengunjuk rasa di seluruh Iran menentang tindakan keras atas kasus yang dialami oleh Mahsa Amini yang berujung pada kamatian. Gelombang aksi unjuk rasa ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan ibu kota saja tapi juga hingga ke kamps-kampus yang menyuarakan keadilan atas kasus kekerasan tersebut.

Protes yang melanda Iran sejak Amini tewas yang merupakan seorang wanita berusia 22 tahun dari wilayah Kurdi negara itu, ia meninggal pada 16 September ketika ditahan karena "pakaian yang tidak pantas" yang kemudian menimbulkan pertentangan tantangan paling serius bagi Republik Islam sejak revolusi 1979.

Meskipun kerusuhan tampaknya tidak akan menggulingkan sistem, protes telah meluas menjadi pemogokan yang telah menutup toko-toko dan bisnis, menyentuh sektor energi vital dan mengilhami tindakan berani menentang aturan agama Iran.

Sebuah video yang diposting oleh organisasi Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia dimaksudkan untuk menunjukkan protes di kota timur laut Mashhad, kota terpadat kedua di Iran, dengan demonstran meneriakkan "Ulama tersesat" dan pengemudi membunyikan klakson.

Video yang diposting oleh kelompok itu menunjukkan pemogokan oleh pemilik toko di kota Saqez, Kurdi barat laut - kota asal Amini - dan siswa sekolah menengah meneriakkan "Wanita, Kehidupan, Kebebasan" di jalan-jalan Sanandaj, ibu kota provinsi Kurdistan.

Protes juga dilaporkan di Isfahan, di Iran tengah, dan di tenggara negara itu.  Reuters tidak dapat memverifikasi video secara independen. Layanan telepon dan Internet di Iran telah sering terganggu selama sebulan terakhir dan pengawas internet NetBlocks melaporkan "gangguan besar baru" sesaat sebelum protes hari Sabtu dimulai.

Amini meninggal dalam tahanan setelah dia ditahan oleh polisi moral karena melanggar peraturan agama yang ketat yang mengharuskan wanita untuk berpakaian sopan.