Argentina sempat diwarnai perang kotor dalam kurun 1976 hingga 1983. Pada 24 Maret 1976, Presiden Argentina Isabel Peron diculik dan diberhentikan dalam sebuah kudeta tak berdarah.

Sejarah Hari Ini, 24 Maret; Perang Kotor di Argentina

Publish by Redaksi on 24 March 2023

NEWS, IDenesia.id - Argentina sempat diwarnai perang kotor dalam kurun 1976 hingga 1983. Pada 24 Maret 1976, Presiden Argentina Isabel Peron diculik dan diberhentikan dalam sebuah kudeta tak berdarah.

Nama Perang Kotor (dalam bahasa Spanyol: Guerra Sucia) sering kali digunakan khususnya untuk mengacu pada pembersihan terhadap warga negara pembangkang yang dilakukan antara 1976 dan 1983 oleh pemerintahan militer Jorge Rafael Videla di Argentina (pada apa yang disebut Proses Reorganisasi Nasional).

Istilah perang kotor pada umumnya mengacu pada program terorisme negara dalam menanggapi apa yang dipahami sebagai subversi sayap kiri yang dituduh mengancam kestabilan negara. Para penentang langkah-langkah ini sebaliknya menganggapnya sebagai strategi ketegangan yang sengaja dikembangkan untuk membenarkan suatu program rezim otoriter yang menindas.

Perang kotor sengaja dikembangkan untuk membenarkan rezim otoriter membantai para pembangkang. Pembantaian dilakukan oleh pemerintahan militer Jorge Rafael Videla. Pemerintahan Junta yang dipimpin oleh Videla, Roberto Viola, dan Leopoldo Galtieri bertanggung jawab atas penangkapan ilegal, penyiksaan, pembunuhan, atau penghilangan paksa atas 10.000 sampai 3.000 orang Argentina.

Kejahatan-kejahatan ini adalah bagian dari suatu rencana terorisme negara yang mencakup seluruh Amerika Selatan. Meluasnya operasi kejahatan ini mendapat sebutan Operasi Burung Kondor.

Sejak Juan Domingo Perón, seorang bekas perwira Angkatan Darat digulingkan dari jabatannya sebagai presiden Argentina oleh sebuah kudeta pada 1955 (Revolución Libertadora) (Revolusi Pembebasan), kebencian militer terhadap gerakannya yang merakyat (Peronisme) telah mendominasi politik Argentina.

Setelah hampir dua dasawarsa pemerintahan sipil yang lemah, kemerosotan ekonomi dan intervensi militer, Perón kembali dari pembuangan dan terpilih kembali pada 1973, didukung oleh sebuah koalisi luas yang merentang dari para anggota serikat buruh di tengah hingga kaum nasionalis fasis di sayap kanan dan kaum radikal sosialis seperti kelompok Montoneros yang dipimpin oleh Mario Firmenich di sayap kiri. Namun, setelah ia kembali ke tampuk kekuasaan, Peron tidak lagi dapat memuaskan semua orang.

Pada 1976, salah seorang jenderal meramalkan, “Kita harus membunuh 50.000 orang: 25.000 orang subversif, 20.000 orang simpatisan, dan 5.000 orang lainnya hanya kekeliruan.” Perkiraan jumlah orang Argentina yang terbunuh atau "desaparecido" oleh rezim militer pada 1979–1983 diperkirakan antara 6.000 hingga 30.000 orang. Setelah kejatuhan rezim militer, CONADEP, sebuah komisi sipil pemerintah memperkirakan jumlah mereka yang hilang mendekati 11.000 orang.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross