Bandung Spirit Sebagai Memory Of The World Konferensi Asia Afrika Pada Tahun 1955. (Foto: Dok KAA).

Sejarah Hari Ini, 18 April; Dimulainya Konferensi Asia-Afrika di Bandung Indonesia

Publish by Redaksi on 18 April 2023

NEWS, IDenesia.id - Hari ini tanggal 18 April ternyata menjadi hari penting bagi tanah air Indonesia. Pada 18 April ini rupanya menjadi hari peringatan bagi kota Bandung, dimana dimulainya Konferensi Asia-Afrika.

Dikutip IDenesia.id dari Wikipedia, Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA atau kadang disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika.

Dan anggota KAA kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan. KAA dahulu dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, yakni Sunario.

Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia. KAA bertujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Saat itu, penyelenggaraan KAA diikuti sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada waktu mengirimkan wakilnya. <span;>Diketahui, penetapan tanggal itu terkait dengan datangnya bulan puasa 1955, hari suci umat Buddha, dan hari bersejarah Revolusi Amerika.

Pada momen tersebut para delegasi dari setiap negara-bangsa itu datang memakai baju nasional mereka masing-masing. Sudah tentu ada beraneka ragam corak dan warna baju nasional dari bangsa-bangsa Asia-Afrika, yang bukan saja mengisyaratkan perbedaan latar belakang sejarah, warna kulit, agama, namun juga perbedaan budaya di antara mereka.

Namun demikian keragaman itu tidak serta-merta menghalangi negara-negara Asia-Afrika itu berhimpun diri untuk bersama-sama membangun solidaritas dan memajukan agenda humanisme universal di tengah situasi global saat itu. Ya, pasca-Perang Dunia II, saat itu ditandai oleh gejala polarisasi politik yang tajam antara Blok Barat dan Blok Timur.

Oleh karenanya, momen KAA jelas memiliki signifikansi makna dalam konteks historis. Selain melahirkan sebuah komunike bersama negara-negara Asia-Afrika, boleh dikata forum KAA juga merupakan mile stone dari implementasi kebijakan politik luar negeri Indonesia berdasarkan spirit “bebas-aktif” untuk pertama kalinya.

Indonesia menyimpan sebanyak 565 lembar arsip foto, 7 reel arsip film, dan 37 berkas arsip tekstual setebal 1778 lembar menjadi saksi sejarah berlangsungnya momen KAA, hampir 63 tahun yang lalu. Arsip KAA mulai dari potret para delegasi, notulensi rapat, rekaman pidato, hingga surat-menyurat, terdokumentasi dengan baik dalam koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Pada 8 Oktober 2015, UNESCO mengumumkan Arsip KAA itu sebagai Memory of the World. Banyak hal patut dicatat dari keberhasilan Indonesia mendorong arsip KAA sebagai Memory of the World.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross