Masjid Al Markaz Al Islami Makassar. (Foto: Dunia Masjid Islamic Center).

Sejarah Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Wujud Peradaban Islam di Indonesia Timur

Publish by Redaksi on 8 August 2023

NEWS, IDenesia.id - Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, menjadi salah satu ikon spiritual di daerah ini. Masjid Al-Markaz didirikan sebagai bagian dari pengembangan fasilitas keagamaan dan budaya di kota Makassar. Terletak di lokasi yang strategis, di Jalan Masjid Raya, masjid ini juga menjadi penopang masyarakat yang ada di sekitarnya. 

Dilansir dari laman resmi Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Selasa, 8 Agustus 2023, masjid ini dibangun pada tahun 1994 diprakarsai mantan Panglima ABRI, Jenderal (Purnawirawan) M Jusuf. Seorang tokoh militer Indonesia sekaligus mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan ini, ingin mengembangkan peradaban Islam di Indonesia bagian timur. 

Ide ini didapat ketika ia menjadi Amirul Hajj pada tahun 1989. Sang Jenderal menyampaikan keinginannya mendirikan masjid yang monumental di Makassar. Guna memulai pembangunan masjid, Jenderal M Jusuf kemudian mengumpulkan sejumlah tokoh, pengusaha, dan pejabat untuk penggalangan dana. 

Saat itu hadir Zainal Basri Pallaguna, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tungki Ariwibowo, pengusaha Aburizal Bakrie, dan Jusuf Kalla. Mereka membuat komitmen agar saling membantu menyelesaikan pembangunan Islamic dan setelah rampung, turut mengelola.

Masjid ini baru mulai dibangun tanggal 8 Mei 1994 dan selesai pada 12 Januari 1996 dengan menelan biaya sekitar Rp12 miliar. Masjid dibangun diatas lahan bekas kampus Universitas Hasanuddin. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh dua menteri saat itu. Yogi S Memet (Menteri Dalam Negeri) dan Edy Sudrajat (Menteri Pertahanan dan Keamanan).

Sementara khutbah pertama, digaungkan oleh Prof Quraish Shihab yang waktu itu adalah rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan ceramah ilmiah perdana diambil alih oleh almarhum Prof Nurcholish Madjid. Masjid ini mampu menampung puluhan ribu jemaah. 

Masjid monumental tersebut berdiri kokoh sebagai pusat peradaban dan pengkajian Islam serta mencerminkan kebanggaan dan identitas masyarakat Sulawesi Selatan yang agamis dan beradab. Masjid megah ini dirancang oleh arsitek yang telah menggawangi pembuatan berbagai masjid besar. Yakni, Ir Ahmad Nu’man. 

Arsitekturnya terinspirasi dari Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini juga tidak melupakan unsur arsitektur khas Sulsel. Itu terlihat dari atap berbentuk kuncup segi empat yang mengambil ilham dari Masjid Katangka, Gowa yang jadi masjid tertua di Sulsel. Juga rumah khas Bugis-Makassar pada umumnya. 

Tak hanya dimanfaatkan sebagai sarana ibadah, halaman masjid juga digunakan masyarakat untuk berdagang beragam kebutuhan. Mulai dari pakaian hingga camilan pada umumnya. Khusus bulan Ramadan, masjid ini marak dikunjungi masyarakat untuk beribadah, hingga berwisata religi.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross