Ilustrasi, aliran kepercayaan. (Foto: Grace Lines/iStock).

Mengenal Apa Itu Aluk Todolo di Sulawesi Selatan

Publish by Redaksi on 2 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Jauh sebelum berkembangnya agama samawi ke berbagai pelosok nusantara zaman lampau, hampir sebagian besar daerah menganut aliran kepercayaan masing-masing. Mulai dari individu hingga kelompok. Termasuk di Sulawesi Selatan. Sejak dulu, aliran kepercayaan ini menjadi identitas bagi mereka yang menjadi penganutnya. 

Salah satunya adalah, Aluk Todolo. Dilansir dari laman Warisan Budaya Kemendikbud RI, Senin, 2 Oktober 2023, Aluk Todolo adalah aliran kepercayaan tradisional masyarakat Toraja yang diperkirakan mendapatkan pengaruh dari dataran Indochina, sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum Masehi. Aliran kepercayaan yang kala itu menjadi khas dari masyarakat setempat. 

Namun, berdasarkan kepercayaan masyarakat Toraja, Aluk Todolo diterima oleh nenek pertama manusia berupa ketentuan dan aturan hidup yang disebut dengan Sukkaran Aluk. Secara etimologi berarti aturan leluhur. Aliran ini merupakan suatu kepercayaan dinamisme yang kemudian mendapatkan pengaruh dari ajaran hidup Konfusius dan agama Hindu. 

Aluk Todolo pada dasarnya yang tertuang dalam Sukaran Aluk memiliki dua konsep utama. Yakni puang kapenomban (kepercayaan terhadap Puang Matua, Deata, dan Tomembali Puang), dan kapenomban (penyembahan). Prinsip puang Kapenombanan merupakan dasar kepercayaan Aluk Todolo yang mengenal tiga tingkatan spiritual. 

Meliputi, Puang Matua sebagai pimpinan spiritual tertinggi yang menciptakan dan memelihara keberlangsungan alam, Deata yang memiliki tugas menjaga bumi. Deata sendiri terbagi tiga yaitu Deata Tangngana Langi atau dewa yang menguasai dan memelihara langit, Deata Kapadanganna atau dewa yang menguasai dan memelihara bumi, Deata Tangngana Padang atau dewa yang menguasai dan memelihara laut, sungai dan tanah).

Dan ketiga adalah Tomembali Puang atau leluhur. Prinsip Kapenombanan atau pemujaan terbagi tiga sesuai dengan struktur pimpinan spiritual di atas, yaitu pemujaan kepada Puang Matua dengan kurban sajiannya kerbau, babi dan ayam. Pemujaan kepada Deata dengan kurban sajian babi dan ayam, dan pemujaan kepada Tomembali puang dengan kurban sajian babi dan ayam. 

Ada beberapa macam tingkatan pemujaan, yaitu Aluk Simuane Tallang Silau Eran (aturan upacara yang bertingkat-tingkat), Lesoan Aluk atau Patina Aluk (proses dan ketentuan), Pemalinna Sukkaran Aluk (larangan), penitia atau pakiki dan pesung (bagian daging kurban sebagai representasi kurban).

Kedatangan agama samawi sebagai agama yang dianut mayoritas masyarakat Toraja sedikit banyaknya mempengaruhi eksistensi Aluk Todolo. Meski demikian, Aluk Todolo tetap bertahan hingga saat ini terutama di daerah misalnya di Simbuang. Implementasinya masih terlihat dengan jelas pada upacara kematian, Rambu Solo atau upacara tradisional lainnya seperti Tambu Tuka.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross