NEWS, IDenesia.id - Sebuah video kontroversial lagi-lagi meramaikan dunia maya sejak Selasa, 17 Oktober 2023.
Dalam video berdurasi 40 detik itu, tampak seorang ibu yang tengah menceburkan anaknya ke dalam ember berisi air sambil tertawa-tawa.
Sontak saja, video ini langsung menjadi buah bibir warganet, mengaitkan kejadian tersebut dengan kondisi mental sang ibu yang diduga mengalami baby blues.
Dirangkum IDenesia.id dari pelbagai sumber, Rabu 18 Oktober 2023, baby blues adalah kondisi mental berupa munculnya perasaan cemas dan sedih berlebihan pada wanita pasca melahirkan.
Menurut jurnal ilmiah How to Cope With Baby Blues: A Case Report dalam Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research, 50-85 persen ibu mengalami baby blues setelah melahirkan.
Meskipun sebagian besar wanita dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan profesional, ada beberapa wanita yang mengalami kondisi yang lebih serius yang jika dibiarkan begitu saja, sindrom ini dapat berkembang menjadi depresi yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya.
Walaupun belum diketahui secara pasti, ada beberapa hal umum penyebab terjadinya baby blues, yaitu:
Kesulitan beradaptasi dengan peran baru sebagai seorang ibu dapat meningkatkan risiko terjadinya baby blues. Terutama terjadi jika ibu juga harus melakukan tanggung jawab dengan rutinitas sehari-hari.
Setelah melahirkan, ada perubahan hormon di dalam tubuh yang mempengaruhi perasaan atau suasana hati ibu. Penurunan kadar estrogen dan progesteron atau hormon lainnya yang diproduksi kelenjar tiroid, dapat menyebabkan ibu menjadi mudah lelah, perubahan emosi, hingga depresi.
Perasaan depresi juga bisa muncul akibat perubahan pola tidur selama masa merawat bayi. Selain itu, kurangnya dukungan baik dari keluarga atau lingkungan sekitar, juga bisa memicu terjadinya syndrome baby blues.
Beberapa masalah mental yang diidap seorang ibu sebelum melahirkan bisa memicu baby blues, seperti gangguan kecemasan, stress berat, ataupun bipolar.
Penanganan Baby Blues
Di tengah momen bahagia menyambut kelahiran anak, baby blues pasti terasa aneh dan tidak wajar bagi Anda. Namun, perlu diingat bahwa hal ini normal dan dialami oleh banyak ibu lainnya. Untuk menghadapi hal ini, Anda membutuhkan banyak dukungan fisik maupun moral dari orang-orang di sekitar, hal yang dapat dilakukan antara lain:
Pastikan ibu mengonsumsi makanan dalam interval teratur dan mencukupi kebutuhan energi tubuh dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Kelaparan dan hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dapat mempengaruhi suasana hati dan menyebabkan perubahan emosi yang drastis.
Menurut studi berjudul The Baby Blues and Postnatal Depression yang dalam Andalas Journal of Public Health, istirahat yang cukup dan membiarkan ibu mengeluarkan isi hatinya, dapat mencegah syndrome baby blues yang berkepanjangan. Jadilah pendengar yang baik bagi sang ibu baru.
Sedini mungkin, bekali diri Anda dengan pengetahuan seputar kehamilan, persalinan, dan persiapan merawat si kecil. Ketika ibu dan ayah siap merawat si kecil, maka syndrome baby blues pun dapat dihindari.
Berbagi pengalaman dengan ibu-ibu lain melalui komunitas online ataupun dengan sahabat, pasangan, dan keluarga, dapat memberikan rasa lega dan mengurangi beban emosional yang ibu rasakan.
Menurut jurnal Fenomena Postpartum Blues pada Primipara (Ibu dengan Kelahiran Bayi Pertama), dalam Jurnal Kesehatan Mahardika, menitipkan anak sementara waktu dan melakukan aktivitas yang disenangi dapat mengatasi baby blues syndrome.
Jika baby blues terjadi selama lebih dari dua minggu, konsultasi dengan dokter atau psikolog dapat menjadi pilihan Anda untuk menangani kondisi ini. Dokter dapat merekomendasikan terapi ataupun pengobatan medis yang tepat, sehingga ibu bisa menjadi lebih sehat dan berpikir positif.