Masjid Raya Makassar. (Foto: IDenesia.id/Istimewa).

Cerita di Balik Bangunan Awal Masjid Raya Makassar Serupa Pesawat Perang Dunia II

Publish by Redaksi on 20 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Selain identik dengan kota kuliner, Makassar juga dikenal sebagai salah satu daerah destinasi wisata budaya dan religi, di Sulawesi Selatan. Kondisi itu ditandai dengan beragamnya bangunan masa lampau seperti rumah, benteng hingga masjid yang menjadi saksi dan menyimpan banyak cerita sejarah kota ini.  

Salah satunya adalah Masjid Raya Makassar. Siapa sangka bila masjid yang berdiri pada Agustus 1949 ini konstruksi dan model bangunan awalnya menyerupai badan pesawat B-29. Pesawat jenis Boeing ini adalah adalah pesawat pengebom berat dan pengintai yang digunakan oleh US Army Air Forces dalam Perang Dunia II. 

Desain, pertama kali dirancang oleh arsitek Muhammad Soebardjo setelah memenangi sayembara yang digelar panitia pembangunan Masjid Raya. Kala itu, Soebardjo menampilkan bentuk menyerupai badan pesawat terbang. Ini terinspirasi dari pengamatannya terhadap masyarakat Makassar yang tengah dihantui ketakutan karena pesawat pengebom B-29 yang selalu melayang-layang di atas kota.

Masjid Raya Makassar menjadi saksi bisu sejarah bagi masyarakat yang pada masa penjajahan selalu dipecah belah menjadi berbagai golongan, aliran, dan organisasi agar tidak bersatu menghimpun kekuatan. Usaha untuk membangun masjid besar yang bisa menampung ribuan jamaah pun selalu dihalang-halangi.

Kekhawatiran penjajah kala itu memang terbukti. Setelah masjid ini digunakan pada Agustus 1949 terjadi sentralisasi kekuatan umat Islam untuk melawan penjajah. Sentralisasi ini dimulai dari bersatunya aktivitas beribadah umat setelah sebelumnya tercerai berai di sejumlah masjid-masjid kecil.

Masjid ini memang sudah didesain besar dan megah sejak awal pendiriannya. Konon seorang jurnalis asing yang mengunjungi masjid ini pada tahun 1949 menulis bahwa inilah masjid terbesar di Asia Tenggara saat itu. Bangunan induknya saja dapat menampung hingga lO.OOO jamaah dan jika digabung dengan halaman masjid, bahkan dapat mencapai 50.000 jemaah.

Perombakan besar-besaran dimulai sejak 2009 lalu untuk menjadikan bangunan Masjid Raya Makassar lebih kokoh, megah, indah, dan modern. Hasil pembaruan itu dapat dinikmati sekarang. Masjid yang megah dan indah ini sekilas mirip dengan masjid dari Timur Tengah karena memiliki sentuhan arsitektur mediteranian.

Dari sisi interior, barisan keindahan kaligrafi menghiasi dinding dan langit- langit Masjid Raya Makassar. Kaligrafi itu dibuat oleh Syaharuddin, juara kaligrafi tingkat nasional asal Sulsel. Kaligrafi ini tidak lagi hanya menjadi perekat struktur, melainkan menjadi daya tarik bagi Masjid Raya.

Di dalam, tampak mihrab dengan, bentuk yang sangat menarik. Bagian atas mihrab seluruhnya berhias Asma’ul Husna. Menurut tim arsiteknya, ini terinspirasi bentuk khas ornamen arsitektur di Cordoba, Spanyol. Daya tarik lainnya adalah dua buah menara yang masing-masing bertinggi 47 meter (menara lama) dan 66,66 meter (menara baru) pelambang jumlah ayat dalam Kitab Suci Al-Quran. 

Menara pertama terletak di sebelah kiri bangunan utama, usianya sama dengan Masjid Raya. Adapun menara kedua yang membutuhkan waktu enam bulan dalam proses pengerjaannya, dibuat dengan bahan dasar baja yang membuatnya lentur walau pergerakannya halus sehingga tak kasat mata. Kisah Masjid Raya Makassar adalah bagian dari sejarah yang akan selalu dikenang. 

Sumber: Dunia Masjid - Islamic Center

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross