Ilustrasi FRB dari tiga galaksi yang bertabrakan menuju Bimasakti. (Foto: ESO/M. Kornmesser)

Astronom Deteksi Letupan Energi Misterius Tertua, Berusia 8 Miliar Tahun

Publish by Redaksi on 21 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Semburan gelombang radio cepat tertua yang pernah ditemukan astronom berasal dari ledakan 5 miliar tahun lalu. Baru saja, para astronom telah mendeteksi ledakan ‘baru’ yang jauh lebih tua, sebuah gelombang radio intens yang berasal dari penggabungan galaksi, terjadi dari kisaran 8 miliar tahun yang lalu.

Semburan ini terdeteksi menggunakan SKA Pathfinder Australia, sebuah teleskop radio di negara bagian Australia Barat. Lokasinya kemudian ditandai oleh Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chili, salah satu teleskop optik yang paling kuat.

Astronom peneliti mengatakan bahwa ledakan ini melepaskan jumlah energi setara dengan yang dipancarkan matahari dalam 3 dekade, dan terjadi dalam waktu kurang dari satu milidetik. 

Fast Radio Burst, atau FRB, adalah pancaran radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio. Ledakan ini berlangsung dalam waktu sepersekian detik, namun lebih kuat dari mayoritas sumber gelombang radio lainnya di alam semesta.

"Gelombang radio dalam FRB mirip dengan yang digunakan dalam oven microwave. Jumlah energi dalam FRB ini setara dengan microwave semangkuk popcorn yang ukurannya dua kali lebih besar dari matahari," kata astronom Ryan Shannon dari Swinburne University of Technology di Australia, salah satu pemimpin penelitian yang diterbitkan minggu ini di jurnal Science, sebagaimana disadur IDenesia dari Reuters, 21 Oktober 2023.

Sebagai perbandingan, bumi diperkirakan terbentuk sekitar 4.5 milyar tahun lalu, dan alam semesta diperkirakan telah berusia sekitar 13,8 milyar tahun. Ini menunjukkan bahwa FRB tertua yang ditemukan kali ini sudah ada sejak separuh usia alam semesta saat ini.

"Sekarang kita tahu kalau Fast Radio Burst sudah ada sejak alam semesta ini berusia lebih dari separuh usianya sekarang," kata astronom sekaligus pemimpin penelitian, Stuart Ryder, dari Macquarie University, Australia.

FRB pertama diketahui pada tahun 2007 dan disebut memiliki sifat yang unik karena menghasilkan seluruh energinya dalam gelombang radio yang sangat pendek. Diperkirakan, dalam sehari, lebih dari 100 ribu FRB terjadi, namun hanya sekitar 50 saja, termasuk yang tertua ini, yang berhasil ditelusuri hingga ke galaksi asalnya.

Para peneliti berpendapat bahwa mempelajari FRB dapat membantu pendeteksian dan pengukuran jumlah materi yang diketahui mengisi antar galaksi.

Selain itu, FRB ini juga memberikan petunjuk tentang materi pembentuk yang ada di alam semesta.

"Sebagian besar materi-materi yang membentuk bintang, planet, dan manusia diperkirakan berada dalam jaringan kosmik yang menyebar di antara sejumlah galaksi-galaksi yang ada," kata Shannon. "Orang-orang telah mencari materi ini selama beberapa dekade dengan menggunakan teknik-teknik lain. Karena sangat menyebar, materi ini hampir tidak terlihat dengan cara lain, sehingga dianggap 'hilang'.”

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross