NEWS, IDenesia.id — Demonstrasi anti-rezim yang berkobar di Teheran dan kota-kota lainnya di Iran ditanggapi dengan penangkapan. Pasukan keamanan dilaporkan sudah menangkap ratusan pengunjuk rasa, termasuk putri mantan presiden Ali Akbar Hashemi Rafsanjani.

Faezeh Hashemi ditangkap pada malam ke-11 protes yang melanda Iran pasca kematian, Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun. Mahsa meninggal secara misterius saat berada dalam tahanan polisi.

Situs web Pengawal Revolusi mengumumkan penangkapan Hashemi atas dasar dukungannya terhadap protes. Saluran “Quds Force” melaporkan di Telegram bahwa Hashemi ditangkap saat berpartisipasi dalam demonstrasi di timur Teheran.

“Faezeh Hashemi telah ditangkap di timur Teheran oleh agen keamanan karena menghasut para perusuh untuk melakukan protes jalanan,” demikian laporan kantor berita Tasnim seperti disadur IDenesia.id dari english.aawsat.com, Rabu, 28 September 2022.

Meski penangkapan terus terjadi, aksi demo tetap berlanjut. Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan kerumunan orang Iran turun ke jalan-jalan di berbagai wilayah di Teheran.

Kerusuhan meletus di Teheran bertepatan dengan protes baru di kota Sanandaj, pusat provinsi Kurdistan, dan kota-kota besar seperti Tabriz, Isfahan, Karaj dan Ahwaz.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan, "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan,". Sementara sejumlah perempuan melambaikan dan membakar kerudung mereka.

Beberapa orang juga mengangkat slogan-slogan lain menentang pembentukan penguasa, menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei khususnya.

Banyak video yang dibagikan secara online menunjukkan polisi anti huru hara menggunakan peluru tajam untuk menahan para pengunjuk rasa.

Akun Twitter 1500tasvir, yang mengikuti protes dengan cermat, menerbitkan sebuah video yang menunjukkan wanita dan gadis Iran membakar jilbab mereka.