Udin Pedagang Jas Hujan

Jelang Musim Penghujan, Pedangang Jas Hujan Mulai Bermunculan di Makassar

Publish by Redaksi on 3 October 2022

NEWS, IDenesia.id - Wilayah Sulawesi Selatan akan segera memasuki musim penghujan, hal itu tandai dengan hujan yang mulai sering turun pada sore hari, khususnya di wilayah kota Makassar, bahkan beberapa hari yang lalu di sebagian wilayah kota Makassar diguyur hujan es, sepeti di daerah Sudiang, Paccerakkang hingga ke daerah tetangga Maros.

Masuknya musim hujan diikuti dengan bermunculannya para pedangang jas hujan atau mantel yang kerap di temui di pinggir jalan. Seperti yang dijumpai IDenesia.id di Jl, Urip Sumoharjo, kota Makassar. Yakni Udin, pria 21 itu sudah mulai menjual jas hujan sejak tiga hari yang lalu. Dirinya mulai menjual jas hujan dikarenakan kota Makassar beberapa hari terakhir sudah mulai di guyur hujan.

"Ku liat ini mulai mi hujan pak, itu mi ada mi peluang ini kuliat jual jas hujan, jadi mulai ma menjual dari tiga hari yang lalu," tuturnya kepada IDenesia.id, Senin 3 Oktober 2022.

Kepada IDenesia.id, Udin mengaku sudah menjalani usaha berdagang jas hujan tersebut sejak tiga tahun lalu. Ia hanya menjual jas hujan jika sudah memasuki musim hujan saja. "Adama kayaknya tiga tahun ini pak jual jas hujan, tapi setiap musim hujan pi juga baru jual ka ini jas hujan. Sebelumnya jual jaket ka pak di depannya UMI, pas ini mualimi hujan jadi beralih ka lagi jual jas hujan pak," terangnya.

Lokasi penjualannya bersebrangan jalan dengan Universitas Bosowa. Ia memilih lokasi tersbut dikarenkan ramai dilewati pengendara. Udin yang menjual jas hujannya dengan motor tiga roda milik omnya merasa senang, lantaran dalam tiga hari jas hujan miliknya lumayan laku. Sementara jas hujan yang Udin jual mulai dari model kelelawar, celana dan baju, dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 130 ribut rupiah. "Lumayan mi juga om dari kemarin pas buka ada sepuluh orang yang beli ini, karna banyak yang butuhkan ki toh pak, apa lagi ini kalau hujanmi.

Menurut Prakirawan BMKG Sulsel, Amhar Ulfiana, Kota Makassar kerap diguyur hujan pada sore hari, karena musim penghujan terjadi pada bulan Oktober dan saat ini kita sudah berada di bulan Oktober, meski begitu beberapa daerah ada yang memasuki musim penghujan pada awal November.

"Jadi yang membedakan awal musim hujan ditiap wilayah itu tergantung dari topography dan giografisnya. Di Sulsel ini kan memiliki pegunungan dari wilayah tengah sampai selatan, itu kalau Desember samapi Januari itu kan dari arah barat anginnya. Itu yang menyebabkan curah hujan di Sulawesi Selatan wilayah barat itu tinggi. Bedanya di wilayah timur itukan di bulan bulan Maret April itu anginnya dari arah timur dan tenggara, sehingga di wilayah timur itu yang curah hujannya tinggi. Jadi memang faktor arah angin itu yang menentukan ditiap wilayah," jelas Amhar Ulfiana Kepada IDenesia saat ditemui di ruangannya, Senin 3 Oktober 2022.

Dirinya juga mengatakan, BMKG dalam penentuan perkiraan awal musim hujan memiliki kriteria tersendiri. Dalam satu dasarian atau sepuluh hari, curah hujan minimal 50 milli meter. Kemudian diikuti dua dasarian atau dua puluh hari berikutnya dengan curah hujan yang sama di 50 milli meter. Maka total dalam sebulan curah hujan harus mencapai angka 150 milli meter untuk mencapai kategori awal musim hujan.

"Jadi kalau misalnya curah hujannya seperti di Makassar yang beberapa hari terakhir ini masih sedikit-sedikit, tapi dia total hujannya dalam satu dasarian atau sepuluh hari belum mencapai 50 milli meter itu belum kami kategorikan sebagai musim hujan," sambung Ulfiana.

Sedangkan untuk puncak musim hujan di wilayah Sulsel, BMKG memperkirakan pada bulan Januari. "Nah kalau untuk kota Makassar sendri itu awal musim hujannya di bulan Oktober, kemudian puncak hujannya di bulan Januari. Biasanya kalau awal musim hujan juga biasa di tandai dengan adanya potensi angin kencang dan petir," ujar Amhar Ulfiana.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross