Pengunjuk rasa bentrok dengan Penjaga Perbatasan Bangladesh dan polisi di luar Televisi milik negara Bangladesh pada 19 Juli. (Foto: Reuters)

105 Tewas dan Ribuan Terluka, Bangladesh Berlakukan Jam Malam dan Putus Internet

Publish by Redaksi on 20 July 2024

NEWS, IDenesia.id—Demonstrasi massa terkait kuota pekerjaan pemerintah yang dipimpin mahasiswa di Bangladesh sudah  menewaskan 105 orang minggu ini. Tentara pun kini memberlakukan jam malam.

Pemberlakuan jam malam itu untuk meredam protes mematikan yang terus berlanjut. Selain jam malam, layanan internet dan pesan teks juga dimatikan sejak 18 Juli.

Kebijakan itu membuat Bangladesh terputus dari dunia luar. Polisi juga menindak keras aksi protes yang terus berlanjut setelah adanya larangan pertemuan publik.

Bentrokan yang disertai kekerasan bukan hanya telah menewaskan sedikitnya 105 orang, tapi juga melukai ribuan lainnya.

Itu menurut data dari rumah sakit di seluruh Bangladesh. Seperti dilansir IDenesia dari The Straits Times pada Sabtu, 20 Juli 2024, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka menerima 27 jenazah pada hari Jumat antara pukul 17.00 hingga 19.00.

Selama lima hari terakhir, polisi telah menembakkan gas air mata dan melemparkan granat suara untuk membubarkan pengunjuk rasa selama kerusuhan nasional. Sementara pengunjuk rasa membalas dengan melemparkan batu bata dan membakar kendaraan.

Dengan meningkatnya jumlah korban tewas dan polisi tidak mampu menahan protes yang disertai kekerasan, pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina pada tanggal 19 Juli memberlakukan jam malam nasional dan mengerahkan militer.

Saluran TV melaporkan, jam malam akan dilonggarkan selama dua jam mulai pukul 12 siang pada tanggal 20 Juli ini untuk memungkinkan orang berbelanja persediaan dan menyelesaikan tugas-tugas lainnya.

Jam malam akan berlangsung hingga pukul 10 pagi pada tanggal 21 Juli dan pada saat itu pemerintah akan menilai situasi dan memutuskan tindakan selanjutnya.

Kelompok hak asasi internasional mengkritik tindakan pasukan keamanan dan penangguhan internet yang terjadi saat ini. Uni Eropa mengatakan mereka sangat prihatin atas kekerasan dan korban jiwa ini.

Kerusuhan nasional ini awalnya terjadi karena kemarahan mahasiswa terhadap kuota baru pekerjaan di pemerintahan, termasuk 30 persen untuk keluarga mereka yang memperjuangkan kemerdekaan dari Pakistan.

Tindakan tersebut telah membuka perpecahan politik yang lama dan sensitif antara mereka yang memperjuangkan kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971 dan mereka yang dituduh bekerja sama dengan Islamabad.

Demonstrasi yang terbesar sejak Hasina terpilih kembali untuk masa jabatan keempat berturut-turut tahun ini  juga dipicu oleh tingginya pengangguran di kalangan generasi muda, yang merupakan seperlima dari total populasi 170 juta jiwa.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross