Pendukung calon presiden oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez Urrutia dan pemimpin oposisi Maria Corina Machado menghadiri rapat umum kampanye di Maracaibo, Venezuela, pada 23 Juli 2024. (Foto: Raul Arboleda/AFP via Getty Images)

Protes Hasil Pilpres, Warga Venezuela Serbu Istana Presiden

Publish by Redaksi on 30 July 2024

NEWS, IDenesia.id--Ribuan warga Venezuela menuju istana kepresidenan di Caracas untuk memprotes klaim kemenangan Presiden Nicolás Maduro dalam pemilu yang disengketakan di negara tersebut.

Warga lainnya mengunggah gambar massa di media sosial dengan menulis "jatuhkan diktator" dan "semua orang ke Miraflores" - merujuk pada tempat istana berada.

Dilansir IDenesia dari RNZ, Selasa, 30 Juli 2024, BBC melihat konvoi militer bersenjata melakukan perjalanan ke istana presiden, dengan tentara mengenakan balaclava berdiri di belakang mobil sambil membawa senapan besar.

Gas air mata ditembakkan oleh polisi ketika protes meletus di ibu kota Venezuela sehari setelah Maduro mengklaim dia menang.

Pihak oposisi membantah pernyataan kemenangan Maduro dengan menyebutnya sebagai pernyataan palsu, dan mengatakan kandidat mereka Edmundo González menang secara meyakinkan dengan 73,2 persen suara.

Jajak pendapat menjelang pemilu menunjukkan kemenangan jelas bagi Edmundo González.

Partai-partai oposisi bersatu mendukung González dalam upaya untuk menggulingkan Presiden Maduro setelah 11 tahun berkuasa, di tengah meluasnya ketidakpuasan atas krisis ekonomi negara tersebut.

Sebelumnya, banyak warga yang memukul-mukul panci dan wajan di rumah dan di jalan - satu kelompok berdiri di luar di tengah hujan lebat sambil meneriakkan "Afuera" (Keluar) dan "Libertad" (Kebebasan).

Sejumlah rekaman video menunjukkan ban terbakar di jalan raya dan sejumlah besar orang berada di jalanan, dan polisi yang mengendarai sepeda motor menembakkan gas air mata.

Kehadiran militer dan polisi dalam jumlah besar, termasuk kendaraan meriam air, terlihat di jalan-jalan Caracas dengan tujuan membubarkan pengunjuk rasa dan mencegah mereka mendekati istana presiden.

Ada juga beberapa kelompok pendukung Maduro serta paramiliter pro-Maduro.

Paola Sarzalejo, 41, mengatakan pemungutan suara itu mengerikan dan curang. "Kami menang dengan 70 persen, tapi mereka melakukan hal yang sama kepada kami lagi. Mereka mengambil pemilu dari kami lagi. Kami menginginkan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda kami, bagi negara kami,” katanya kepada BBC.

Ayahnya, Miguel, 64, setuju dan mengatakan: "Dia kalah dalam pemilu, dia tidak punya hak untuk berada di sana saat ini."

Miguel menegaskan, mereka menginginkan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda. "Karena jika tidak, mereka akan meninggalkan negara ini. Negara dimana mereka dapat bekerja dengan baik dan mendapatkan penghasilan yang baik. Kita memiliki negara yang kaya dan dia menghancurkan segalanya. Jika semua pemuda pergi, hanya orang tua yang tersisa di Venezuela, hanya warga lanjut usia,” tegasnya.

Cristobal Martinez, yang mengenakan bendera Venezuela, mengatakan pemilu itu adalah sebuah penipuan.

Dia mengatakan sebagian besar generasi muda di La Lucha dan sekitarnya telah memberikan suara dalam pemilu yang sangat penting bagi generasi muda karena banyak dari mereka yang menganggur dan mayoritas tidak bersekolah.

“Itu adalah pertama kalinya saya memberikan suara dalam hidup saya. Saya berada di sana dari jam enam pagi sampai sekitar jam sembilan pagi dan saya melihat banyak orang melakukan mobilisasi di jalan. Ada banyak ketidakpuasan terhadap pemerintah. Mayoritas masyarakat berpartisipasi dalam perubahan,” ujarnya.

Meski Presiden Maduro sudah menjabat dalam jangka waktu yang lama, ia menilai tidak ada perubahan apa pun dan keadaan Venezuela lebih buruk sejak Presiden Chavez meninggal.

Ia menuduh beberapa orang lanjut usia yang bersimpati dengan pemerintah hidup dari bonus atau bantuan makanan. "Padahal kami menginginkan perubahan, kami menginginkan pekerjaan yang layak, dan masa depan yang baik bagi negara kami," tegasnya.

Martinez mengatakan dia ingin orang-orang dari negara lain membantu mereka. "Sehingga bencana tidak terjadi seperti di masa-masa sebelumnya," katanya.

Maduro menuduh oposisi menyerukan kudeta dengan mempermasalahkan hasil pemilu. “Ini bukan pertama kalinya kita menghadapi apa yang kita hadapi saat ini. Mereka mencoba melakukan kudeta lagi di Venezuela yang bersifat fasis dan kontra-revolusioner,” tuduhnya.

Jaksa Agung Venezuela memperingatkan bahwa pemblokiran jalan atau pelanggaran hukum apa pun terkait dengan gangguan sebagai bagian dari protes akan ditindak dengan kekuatan hukum penuh.

Sejumlah negara Barat dan Amerika Latin, serta badan-badan internasional termasuk PBB, telah meminta pihak berwenang Venezuela untuk merilis hasil perolehan suara dari masing-masing tempat pemungutan suara.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross