Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di kantor Perdana Menteri di Dhaka pada 11 September 2023. (Foto: Ludovic MARIN / AFP via Getty Images)

PM Bangladesh Hasina Mundur dan Melarikan Diri ke India, Didemo Berhari-hari dan 300 Tewas

Publish by Redaksi on 5 August 2024

NEWS, IDenesia.id—Pemerintahan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina yang sudah berlangsung selama 15 tahun berakhir pada hari Senin. Ia melarikan diri dari protes massal selama berminggu-minggu yang menewaskan 300 orang.

Dalam siaran di televisi pemerintah, panglima militer Bangladesh, Waker-Uz-Zaman, mengatakan pada hari Senin bahwa Hasina telah mengundurkan diri dan militer akan membentuk pemerintahan sementara.

“Negara ini sangat menderita, perekonomian terpukul, banyak orang terbunuh – ini saatnya menghentikan kekerasan,” kata Waker seperti dilansir IDenesia dari The New Arab, Senin, 5 Agustus 2024.

Demonstrasi sudah berlangsung sejak Juli dan mencapai puncaknya pada Minggu dengan hampir 100 orang meninggal. "Saya berharap setelah pidato saya, situasinya akan membaik," ujar Waker.

Hasina, 76, meninggalkan negara itu dengan helikopter, kata sumber yang dekat dengan pemimpin tersebut kepada AFP tak lama setelah pengunjuk rasa menyerbu istananya di Dhaka.

Sumber tersebut mengatakan dia berangkat terlebih dahulu dengan iring-iringan mobil, namun diterbangkan tanpa menyebutkan tujuannya.

Setelah pengumuman pengunduran diri Hasina, massa yang bergembira mengibarkan bendera. Beberapa menari di atas tank di jalan-jalan pada Senin pagi sebelum ratusan orang menerobos gerbang kediaman resmi Hasina.

Channel 24 Bangladesh menyiarkan gambar kerumunan orang yang berlarian ke dalam kompleks sambil melambaikan tangan ke kamera saat mereka merayakannya.

Yang lainnya menghancurkan patung ayah Hasina, Syekh Mujibur Rahma, pahlawan kemerdekaan negara tersebut.

Sebelum para pengunjuk rasa menyerbu kompleks tersebut, putra Hasina mendesak pasukan keamanan negara untuk memblokir pengambilalihan apapun.

“Tugas Anda adalah menjaga keselamatan rakyat dan negara kami serta menegakkan konstitusi,” kata putranya, Sajeeb Wazed Joy, yang tinggal di AS, dalam sebuah unggahan di Facebook.

"Artinya, jangan biarkan pemerintah yang tidak melalui proses pemilihan berkuasa selama satu menit pun, itu adalah tugas Anda," lanjutnya.

Pasukan keamanan mendukung pemerintahan Hasina selama kerusuhan, yang dimulai bulan lalu saat mahasiswa memprotes kuota pegawai negeri dan kemudian meningkat menjadi seruan yang lebih luas agar Hasina mundur.

Setidaknya 94 orang tewas pada hari Minggu, termasuk 14 petugas polisi, pada hari paling mematikan dalam kerusuhan tersebut.

Para pengunjuk rasa dan pendukung pemerintah di seluruh negeri saling berkelahi dengan tongkat dan pisau, dan pasukan keamanan melepaskan tembakan.

Kekerasan yang terjadi pada hari itu membuat jumlah total orang yang terbunuh sejak protes dimulai pada awal Juli menjadi sedikitnya 300 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan polisi, pejabat pemerintah, dan dokter di rumah sakit.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross