Ilustrasi, pernikahan di Sulsel. (Foto: Zilqiah Angraini Blog).

Ajangang-jangang, Pengantar Menuju Ruang Diplomasi Tradisi Pernikahan Makassar

Publish by Redaksi on 13 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Proses pernikahan memang dibutuhkan waktu yang lumayan panjang dan berjenjang. Mulai dari pembicaraan awal dengan calon mempelai, menyepakati apa yang menjadi syarat sah, hingga upaya menyatukan pendapat dan pemahaman kedua belah pihak calon keluarga yang hendak menikah.

Dalam tradisi dan adat orang Makassar, semua tahapan itu, terangkum dalam prosesi yang disebut dengan Ajangang-jangang. Secara harfiah, Jangang-jangang berarti burung. Namun, secara filisofi, Ajangang-jangang berarti mengutus perantara khususnya dari pihak laki-laki untuk membuka ruang dialog sebagai langkah awal tahapan ke jenjang pernikahan.

Laiknya prilaku burung, yang diminta untuk mengantarkan surat kepada seseorang yang dituju. Dilansir dari laman resmi Kemenag Sulsel, Jumat, 13 Oktober 2023, orang yang diutus yang disebut Pajangang-jangang tidak bisa dilakukan sembarang. Orang tersebut harus memiliki kemampuan diplomasi dan juga pandai merangkai kata agar maksud dan tujuan akan tercapai.

Pajangang-jangang biasanya lebih dulu mengungkapkan maksud dan tujuannya datang sebagaimana yang disampaikan oleh keluarga pihak laki-laki. Ketika sang wali perempuan mengatakan tidak ada atau belum ada yang melamar, maka pembicaraan dilanjutkan dengan lamaran langsung, dan diterima dengan baik.

Oleh Pajangang-jangang, pembahasan ini kemudian akan berlanjut ke persoalan uang mahar yang dalam adat Makassar disebut uang panaik. Pembahasan ini kadang bisa diputuskan saat itu juga atau di dalam pertemuan kedua, apabila semua keluarga inti pihak perempuan sudah terkumpul. Mereka akan menyepakati waktunya.

Ada dua kondisi yang paling umum terjadi di saat-saat krusial seperti ini. Pertama, lobi uang panaik sesuai amanah dari pihak laki-laki mengenai kesanggupannya, berapa besaran uangnya hingga berapa pikul beras yang harus dibawa. Bahkan kemungkinan untuk menyertakan seekor sapi sebagai syarat adat kadang diberikan pihak perempuan.

Ada juga pihak lain yang tak terlalu mempersoalkan kondisi tersebut. Yang jelas semua syarat umum seperti uang panaik, terpenuhi. Kondisi kedua yakni, pihak perempuan meminta waktu untuk mengumpulkan keluarga terdekat yang dituakan untuk berembuk persoalan ini. Biasanya diberikan tempo tiga hari, keluarga perempuan akan memberikan kabar.

Jika telah diterima lamaran dan uang panaik oleh pihak perempuan. Maka ditentukanlah waktu pelaksanaan pernikahan. Namun, apabila uang panaik jadi kendala sedangkan keduanya saling mencintai kadangkala berakhir dengan Silariang atau kawin lari. Inilah sekelumit adat budaya Makassar dalam pernikahan. Dan rangkaiannya cukup banyak.

Bahkan untuk mengetahui strata sosial seseorang dapat dilihat dari prosesi pernikahan dengan menggunakan adat yang lengkap atau biasa saja. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang keberagaman budaya Indonesia yang sangat indah.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross