NEWS, IDenesia.id - Amerika Serikat (AS) telah menolak seruan global untuk melakukan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, dengan alasan bahwa hal itu bukanlah “jawaban yang tepat saat ini”.
Juru bicara Keamanan Nasional John Kirby melontarkan komentar tersebut pada hari Senin waktu setempat, dan menyarankan untuk “berhenti sejenak” agar bantuan dapat disalurkan ke dalam Gaza.
Saat ini, pasokan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan untuk 2,2 juta penduduk Gaza sangat rendah. Namun Israel telah berjanji tidak akan ada gencatan senjata sampai Hamas dibubarkan.
“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas, menyerah pada terorisme, ini tidak akan terjadi,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, disadur IDenesia dari BBC, Selasa 31 Oktober 2023.
Berbicara pada konferensi pers, Kirby mengatakan dia yakin lebih banyak truk bantuan akan bisa memasuki Gaza melalui Mesir. Dia mengatakan AS telah berbicara dengan pemerintah Israel tentang peningkatan jumlah truk yang melintasi perbatasan setiap hari menjadi sekitar 100 truk.
Sekitar 45 truk memasuki Gaza melalui Penyeberangan Rafah Mesir pada hari Minggu, kata Kirby. Namun, dia mengakui bahwa dibutuhkan lebih banyak lagi.
“Kami tahu bahwa bahkan hal tersebut, yang merupakan kemajuan dramatis dibandingkan kondisi kami saat ini, masih belum cukup,” katanya dalam konferensi pers.
Philippe Lazzarini, komisaris jenderal badan bantuan PBB UNRWA, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa sekitar 500 truk setiap hari telah memasuki Gaza sebelum perang dimulai.
Israel telah membom Gaza sejak serangan Hamas 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang di Israel dan menyebabkan 229 orang disandera oleh Hamas.
Lebih dari 8.300 orang di Gaza telah tewas sejak pemboman balasan Israel dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Yinam Cohen, konsul jenderal Israel untuk Midwest, mengatakan pada hari Senin bahwa seorang wanita disandera oleh Hamas; Natalie Raanan, telah pulang ke Chicago.
Pekan lalu, Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera antara Israel dan Hamas, namun ditolak dengan marah oleh Israel.
Pada hari Senin, Lazzarini mengatakan sistem pemberian bantuan akan "gagal kecuali ada kemauan politik untuk membuat aliran pasokan bermakna, sesuai dengan kebutuhan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Israel memulai apa yang disebut Netanyahu sebagai “tahap kedua” perang yang dimaksudkan untuk menghancurkan Hamas pada hari Senin, dengan pasukan darat memperluas operasi mereka di Gaza setelah tiga minggu pemboman yang intens.
