Kepala staf militer Israel, Herzi Halevi / Foto: AFP

Amunisi Menipis, Militer Israel Minta Gencatan Senjata di Gaza

Publish by Redaksi on 3 July 2024

NEWS, IDenesia.id—Militer Israel khawatir amunisi mereka semakin menipis. Makanya, tentara Israel menginginkan gencatan senjata di Gaza.

Surat kabar Amerika, New York Times melaporkan, para jenderal Israel saat ini berusaha mendorong gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Hamas untuk mempersiapkan potensi konflik dengan Hizbullah di Lebanon.

Sikap para pemimpin militer terkemuka negara itu sangat kontras dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang keras kepala dan ingin terus melanjutkan perang di Gaza hingga mereka menghancurkan Hamas.

Dilansir IDenesia dari TRT World, Rabu, 3 Juli 2024,  selain persiapan perang besar dengan Hizbullah, para jenderal Israel percaya bahwa gencatan senjata sangat penting untuk membebaskan sisa sandera yang masih ditahan di Gaza .

Menurut wawancara New York Times dengan enam pejabat keamanan saat ini dan mantan pejabat, para pemimpin militer Israel yakin bahwa gencatan senjata adalah cara tercepat dan teraman untuk menyelamatkan sekitar 120 warga Israel yang masih ditawan di Gaza.

Para petinggi militer Israel juga berpendapat bahwa pasukan mereka, yang kini kekurangan persenjataan setelah perang terpanjang di Tel Aviv dalam beberapa dekade, memerlukan waktu untuk memulihkan diri dan mempersenjatai kembali diri mereka jika terjadi perang skala penuh dengan Hizbullah, yang terlibat dalam konflik tingkat rendah dengan Israel sejak Oktober.

Forum Staf Umum, badan militer tertinggi Israel, yang terdiri dari sekitar 30 jenderal paling senior termasuk Letjen Herzi Halevi, kepala staf militer, telah mencapai konsensus bahwa gencatan senjata sementara di Gaza dapat meredakan ketegangan dengan Hizbullah.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi tentang kemungkinan pengunduran diri Halevi dalam beberapa minggu.

Eyal Hulata, penasihat keamanan nasional Israel hingga awal tahun lalu, menyatakan bahwa militer mendukung penuh kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata. Menurutnya, mereka yakin Israel selalu bisa menghadapi Hamas secara militer kapan pun jika itu diperlukan.

Pergeseran strategi militer mencerminkan rasa frustrasi yang semakin besar terhadap penolakan Netanyahu untuk menguraikan rencana Gaza yang jelas.

Kurangnya arahan telah menciptakan kekosongan kekuasaan di daerah kantong yang terkepung, memaksa pasukan Israel untuk berulang kali membersihkan wilayah pejuang Hamas.

Pernyataan publik dari para pemimpin militer ini semakin menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap strategi yang ada saat ini.

Para ahli berpendapat bahwa Israel mengalami ketegangan militer dan sumber daya yang semakin berkurang. Pasukan cadangan sedang menjalani tugas ketiganya, dan semangat mereka rendah.

Dengan lebih dari 4.000 tentara terluka dan kekurangan peralatan, pihak militer berhati-hati dalam memperluas konflik dengan Hizbullah.

Pada beberapa kesempatan, Netanyahu telah menegaskan komitmennya untuk mencapai semua tujuan perangnya, termasuk menghilangkan Hamas dan menjamin pembebasan sandera, sebuah tujuan yang dinyatakan tidak masuk akal oleh banyak ahli termasuk analis pertahanan Israel.

Perang di Gaza saat ini sudah memasuki bulan kesembilan. Meski membombardir wilayah itu setiap hari, Hamas terus memberikan perlawanan.

Pada saat yang sama, Hizbullah juga terus melancarkan serangan di wilayah utara. Pemimpin Hizbullah menegaskan, mereka hanya akan berhenti melancarkan serangan jika pasukan Israel angkat kaki dari Gaza.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross