Para murid di PAUD Peduli Anak Bangsa (idenesiafile)

Anti Mainstream, PAUD di Makassar Ini Wajibkan Muridnya Bayar Iuran Sekolah dengan Sampah

Publish by Redaksi on 31 January 2024

NEWS, IDenesia.id - Berbeda dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada umumnya, PAUD Peduli Anak Bangsa punya cara sendiri untuk mendidik para muridnya agar peduli pada kebersihan lingkungan di sekitarnya. PAUD yang berlokasi di jalan Pelita Raya, lorong 2 no 34 A Kota Makassar ini mewajibkan para muridnya untuk membayar iuran sekolah mereka dengan sampah.

Ditemui IDenesia di penghujung Januari, Rosmini Buchari selaku pendiri sekaligus Kepala PAUD Peduli Anak Bangsa mengatakan, bayar iuran sekolah dengan sampah ia terapkan untuk mendidik para muridnya agar peduli pada kebersihan lingkungan di sekitarnya.

“Awalnya di sekitar lingkungan kami ini kotor, banyak sampah. Jadi waktu saya buat ini PAUD, saya putuskan untuk menerapkan iuran sekolah bayar pakai sampah. Alhamdulillah, sekarang sudah jauh berubah dari yang sebelumnya. Sudah bersih. Cara ini juga agar tidak memberatkan orang tua murid membayar dengan uang seperti di sekolah lain,” terangnya.

Rosmini Buchari menambahkan, “Rata-rata anak yang sekolah di sini dari kalangan menengah ke bawah. Daripada mereka susah untuk bayar iuran sekolah, kan lebih bagus mereka bayar dengan sampah. Jadi mereka tiap hari datang ke sekolah membawa sampah, berapa-berapa saja banyaknya.”

Setiap hari, para murid PAUD Peduli Anak Bangsa pun datang ke sekolah mereka dengan membawa beragam jenis sampah seperti botol dan gelas plastik gelas, serta sampah jenis kertas dan logam.

Rosmini Buchari (kiri) bersama murid-muridnya (foto:idenesiafile)

Rosmini Buchari mengaku sejak awal telah mengedukasi para muridnya tentang jenis-jenis sampah yang bernilai ekonomis. Rumah berlantai dua miliknya yang disulapnya menjadi ruang belajar bagi para muridnya pun penuh dengan tumpukan sampah yang telah dipilah.

“Jadi sampah yang mereka bawa itu yang bisa didaur ulang, seperti koran atau buku-buku bekas yang sudah tidak terpakai, termasuk sampah plastik dan logam. Dan Alhamdulillah, dari sampah yang mereka bawa ke sini itu (ke PAUD Peduli Anak Bangsa, red) setelah ditimbang dan dijual, hasilnya ditabung dan bisa membayar iuran sekolah mereka,” terangnya.

Menurut Rosmini Buchari, berdasarkan kesepakatan dengan para orang tua murid, setiap bulan iuran yang harus mereka bayarkan sebesar Rp50 ribu. “Nah, jadi sisa penjualan sampah yang mereka kumpulkan, saya catat sebagai tabungan mereka yang jumlahnya terus bertambah tiap bulannya. Malah terkadang ada orang tua yang minta agar sisa uang tabungan mereka itu ditukar dengan beras,” paparnya.

Rosmini berharap, PAUD Peduli Anak Bangsa yang ia dirikan sejak tahun 2014 dengan konsep pembayaran iuran sekolah menggunakan sampah ini bisa terus berlanjutan dan dapat menginspirasi orang banyak untuk mengambil bagian dalam menjaga kebersihan lingkungan.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross