Potret A'raga masyarakat di Sulsel. (Foto: Kemendikbud RI).

A’raga, Perpaduan Seni dan Olahraga Masyarakat Sulsel yang Lebih Awal Dikenal dari Sepak Bola

Publish by Redaksi on 5 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Sejak dulu, orang-orang Bugis-Makassar sudah akrab dengan olahraga meski bersifat tradisional. Masyarakat setempat menyebutnya dengan A’raga atau Ma’raga. Bila dilihat sepintas, olahraga ini serupa sepak takraw. Namun jika ditelisik lebih jauh, olahraga khas Sulawesi Selatan ini memadukan kesenian dan olah ketangkasan fisik dalam memainkan bola. 

Disebut A’raga karena jenis bola yang dimainkan mirip dengan bola takraw. Bola raga adalah bola yang terbuat dari anyaman rotan berbentuk bulat dengan besar diameter 20 cm. Karena anyamannya yang kuat dan rapi, bola raga dapat melenting dengan baik jika disepak atau jatuh di tempat yang keras. 

Tidak diketahui kapan mulainya permainan ini diperkenalkan dalam masyarakat Makassar. Akan tetapi, permainan ini sudah populer sebelum orang Eropa (penjajah Belanda) memperkenal permainan sepak bola. Sebagian sumber bahkan menyebut bahwa permainan ini berasal dari bangsa Melayu dan Nias, Sumatera Utara. 

Dilansir dari laman resmi Warisan Budaya Kemendikbud RI, Kamis, 5 Oktober 2023, dalam naskah (manuskrip) yang memuat cerita rakyat Datu Museng dan Maipa Deapati menceritakan, permainan raga yang dimainkan oleh anak-anak bangsawan Kerajaan Gowa dan Sumbawa. Permainan Raga ini menjadi ajang untuk adu kemampuan atau kesaktian para anak bangsawan. 

Terutama jika mereka bersaing dalam memperebutkan seorang gadis pujaan. Namun kemudian permainan bola raga ini menjadi permainan rakyat yang diwarnai dengan ketangkasan mempermainkan bola yang terbuat dari anyaman kulit rotan tersebut. 

Pemain bola raga tidak terikat pada jumlahnya, bisa 2 orang, 3 orang atau 6 orang, bahkan bisa lebih. Dalam pertunjukannya, para pemain raga akan mengenakan kostum adat yakni baju dan celana barocci (celana yang agak longgar) dan mengenakan sarung sutra (lipa’ sa’be) serta destar (patonro’) di kepalanya. 

Dalam bermain raga, masing-masing pemain akan menunjukkan keterampilannya memainkan bola raga. Baik memainkan dengan kaki atau tangan atau dengan anggota badan lainnya seperti dada, bahu, atau kepala. Permainan raga pada intinya tidak membiarkan raga jatuh dan menyentuh tanah. 

Kalaupun ada pemain sengaja yang menyentuhkan bola ke tanah hal itu tujuannya untuk melentingkan bola agar bisa melambung ke udara lebih tinggi. Umumnya para pemain A’raga mempertontonkan skill dalam memainkan bola rotan menggunakan kaki. Bila empunya, bola bahkan dapat dimainkan dengan semua anggota tubuh. 

Pemain raga biasanya membentuk pola melingkar. Bola dioper dari satu orang yang sudah beraksi ke pemain lain yang siap untuk menunggu. Dalam acara adat, A’raga biasanya diiringi dengan alunan musik gendang, suling yang identik dengan budaya Bugis-Makassar. Mereka mengelilingi para pemain raga. 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross