Ilustrasi mudik lebaran (Foto: Google Images)

Asal-usul Mudik dan Pulang Kampung, Sudah Dilakukan Sejak Zaman Majapahit!

Publish by IDenesia on 29 March 2024

NEWS, IDenesia.id - Mudik menjadi istilah yang umum dipakai untuk menggambarkan kegiatan seseorang pulang ke kampung halaman. Tradisi ini umum dipakai oleh orang-orang yang melakukan perjalanan pulang ke tanah kelahirannya pada momen-momen tertentu seperti pada perayaan lebaran Idul Fitri.

Tidak banyak yang tahu, istilah ‘mudik’ sebenarnya berasal dari kata ‘udik’ yang dalam Bahasa Melayu artinya hulu atau ujung. Diketahui, pada masa lampau masyarakat yang tinggal di hulu sungai sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu atau biduk. Setelah urusannya selesai, mereka pun kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

“Berasal dari bahasa Melayu, udik. Konteksnya pergi ke muara dan kemudian pulang kampung. Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya,” jelas Prof. Heddy Shri Ahimsa-Putra, Antropolog Universitas Gadjah Mada, sebagaimana dilansir IDenesia dari laman berita UGM, Kamis, 28 Maret 2024.

Terdapat juga teori yang mengatakan bahwa asal-usul kata "Mudik" berasal dari akronim dua kata dalam bahasa Jawa yaitu "Mulih dhisik" yang bermakna "pulang dahulu". Walau belum dapat dipastikan kebenarannya, namun teori ini cukup beredar luas, terkhusus bagi masyarakat pulau Jawa.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, mudik memiliki arti 1. (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman), dan 2. pulang ke kampung halaman.

Konon, istilah mudik mulai dipakai secara luas pada kisaran tahun 1970-an. Tren mudik sendiri terjadi karena adanya perkembangan pesat di berbagai kota-kota besar di Indonesia, yang menyebabkan arus urbanisasi masyarakat dari kampung ke kota dalam rangka mencari penghidupan yang lebih baik.

Sejak saat itu, mudik atau pulang kampung pun menjadi sebuah tradisi yang umum dilakukan jelang berbagai hari besar dan libur panjang, seperti hari lebaran Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

“Menunggu libur yang agak panjang agar bisa kumpul sangat ditunggu. Karena kita di Indonesia masyarakat muslim yang paling banyak maka lebaran Idul Fitri jadi pilihan. Berbeda di Amerika dan Eropa, warganya banyak pulang kampung saat perayaan Thanksgiving atau perayaan Natal. Sementara di kita, ya, Idul Fitri,” papar Heddy.

Fenomena pulang kampung sendiri sudah ada jauh sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam. Ketika itu, para penguasa yang ditugaskan bekerja di luar kerajaan memiliki kebiasaan pulang dan kembali ke kampungnya pada hari-hari tertentu.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross