Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat memantau di Stasiun Pasang Surut Air Laut di Kabupaten Takalar. (Foto: Pemprov Sulsel).

Bagaimana Cara Kerja Alat Pemantau Tsunami di Takalar?

Publish by Redaksi on 5 December 2023

NEWS, IDenesia.id - Belum lama ini, Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin meninjau Stasiun Pasang Surut Air Laut di kawasan pesisir Kabupaten Takalar. Didampingi petugas dari otoritas terkait, Bahtiar melihat langsung sistem kerja alat yang salah satu fungsinya untuk mendeteksi dini tsunami (Early Warning System/Ina-TEWS).

"Ini dihadirkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) bekerja sama dengan BMKG dan Kemenhubla. Kami menggunakan sensor radar dan sensor pressure untuk menentukan ketinggian air laut," jelas Staf Badan Informasi Geospasial, Hadi Wijaya dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 5 Desember 2023.

Hadi menyampaikan, data ini terkirim terus menerus secara berkelanjutan ke database di BIG di Cibinong, Bogor. Database tersebut dibagi-pakaikan (sharing data) dengan BMKG. “Setelah terkirim, kalau misalkan ada penurunan air yang signifikan yang turun dari biasanya, BMKG akan memberikan notice bahwa ada anomali air,” terangnya.

Informasi dari hasil analisa dan kajian dari BMKG kemudian disampaikan kembali ke petugas agar diketahui lebih jelas, ada atau tidaknya potensi bencana di laut. "Sehingga kami nanti di BIG sebagai penyedia data dan BMKG memutuskan dari data tersebut terkait ada atau tidaknya potensi tsunami," tutur Hadi.

Pj Gubernur Bahtiar menyampaikan bahwa di Sulsel nelayan lebih dari 200 ribu orang. 16 ribu di antaranya ada di Takalar. Menurutnya, mereka sebagian besar menggantungkan hidupnya untuk melaut. “Sehingga kelautan dan perikanan harus menjadi perhatian. Jika bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang ada, maka kesejahteraan Sulsel akan maju,” ucapnya.

Lebih lanjut kata Bahtiar, sektor kelautan dan perikanan di wilayahnya patut menjadi perhatian. Ia menyebut Takalar punya luas pantai 74 kilometer sehingga punya potensi besar dimanfaatkan. “Jangka panjang pelabuhan harus dikelola secara profesional. Tidak hanya mengandalkan kekuatan APBD dan APBN, tetapi harus cari solusi alternatif lainnya,” lanjutnya menyudahi.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross