Ketua Komisi Standar Komunikasi Korea (KCSC) Ryu Hee-Lim memimpin rapat darurat mengenai kejahatan seks digital di Seoul, Korea Selatan, 28 Agustus 2024. (Foto: Yonhap via Reuters)

Banyak Tampilkan Artisnya, Kejahatan Seks Deepfake Bikin Korsel Cemas

Publish by Redaksi on 2 September 2024

NEWS, IDenesia.id--Regulator dan polisi Korea Selatan berjanji untuk memerangi deepfake yang eksploitatif secara seksual. Mereka mendesak Telegram dan perusahaan media sosial lainnya untuk bekerja sama saat mereka menindak praktik tersebut.

Beberapa media domestik baru-baru ini melaporkan bahwa gambar dan video deepfake yang eksplisit secara seksual dari wanita Korea Selatan sering ditemukan di ruang obrolan Telegram.

Seperti dilansir IDenesia dari Asia One, Senin, 2 September 2024, Korea Selatan adalah negara yang paling banyak menjadi sasaran pornografi deepfake, dengan penyanyi dan aktrisnya yang merupakan 53 persen dari individu yang ditampilkan dalam deepfake tersebut.

Itu menurut laporan tahun 2023 tentang deepfake secara global oleh Security Hero, perusahaan rintisan AS yang berfokus pada perlindungan pencurian identitas.

Kepolisian Korea Selatan mengatakan jumlah kasus kejahatan seks deepfake yang telah mereka tangani tahun ini sudah mencapai 297 kasus.

Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan dengan 156 kasus sepanjang tahun 2021 saat data pertama kali dikumpulkan. Sebagian besar korban dan pelaku adalah remaja.

Korea Selatan juga harus bergulat dengan serangkaian kasus kejahatan seks digital yang terkenal dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari jaringan pemerasan seks daring hingga pornografi kamera mata-mata.

Tindakan keras terhadap deepfake seksual oleh Korea Selatan bertepatan dengan penangkapan dan penyelidikan terhadap Pavel Durov, pendiri Telegram kelahiran Rusia, di Prancis.

Selain mendesak perusahaan media sosial untuk lebih aktif bekerja sama dalam penghapusan dan pemblokiran konten tersebut, regulator media Korea Selatan telah meminta otoritas Prancis untuk bekerja sama secara rutin dalam masalah yang terkait dengan Telegram dan memfasilitasi komunikasi langsung dengan Telegram.

Selain itu, pemerintah Korea Selatan mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan mendorong undang-undang yang lebih ketat untuk menjadikan pembelian atau penayangan deepfake yang eksploitatif secara seksual sebagai tindakan kriminal.

Kepolisian Korea Selatan berencana untuk melakukan upaya selama tujuh bulan untuk menindak kejahatan seks digital. Jumlah personel regulator yang memantau masalah tersebut akan ditingkatkan dan hotline 24 jam untuk para korban akan dibuat.

Bagaimana tanggapan perusahaan media sosial?

Telegram mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa mereka secara aktif memoderasi konten berbahaya di platformnya termasuk pornografi ilegal.

Sementara YouTube, minggu ini mereka mendemonetisasi saluran dengan lebih dari satu juta pelanggan yang dimiliki oleh seorang YouTuber sayap kanan Korea Selatan dan menghapus salah satu videonya setelah ia meremehkan keseriusan kejahatan deepfake dan mengejek wanita karena mengungkapkan kekhawatiran.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross