NEWS, IDenesia.id - Potensi bencana hidrometeorologi, menjadi perhatian pemerintah hingga otoritas terkait di Sulawesi Selatan. Dampak yang dianggap bisa ditimbulkan meliputi, curah hujan yang lebat disertai angin kencang dan petir hingga siklus yang tak biasanya.

Pemkab Tana Toraja menggandeng Basarnas Sulsel dalam rapat koordinasi membahas langkah antisipasi dampak bencana hingga penanganan kecelakaan hingga penghujung tahun ini, 2023. Rakor SAR daerah digelar di daerah setempat pada Selasa, 31 Oktober 2023. 

“Penanganan kecelakaan dan musibah dapat dilaksanakan secara terpadu oleh karena itu koordinasi perlu terus kita tingkatkan dan terus dipelihara dengan baik agar penyelenggaraan operasi SAR lebih efektif dan efisien,” ucap Wakil Bupati Tana Toraja Zadrak Tombeq dalam keterangan tertulisnya kepada jurnalis melalui Humas Basarnas Sulsel, yang diterima Selasa, sore. 

Potensi bencana menjadi atensi. Termasuk Toraja yang dikenal sebagai lokasi destinasi wisata alam hingga budaya. Zadrak menyampaikan, bahwa daerahnya ini merupakan daerah tujuan wisata. “Masyarakat dan wisatawan akan merasa nyaman dengan adanya Basarnas dengan dukungan dari semua pihak,” terangnya. 

Pada rapat koordinasi di Toraja kali ini juga dirangkaikan dengan peresmian gedung Unit Siaga SAR Toraja. Gedung yang dipinjamkan oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja ini berada di Jalan Poros Rante Lemo. “Penempatan ini bertujuan mempercepat respon tim dalam pelaksanaan Operasi SAR yang terjadi di wilayah Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang dan sekitarnya,” lanjut Zadrak menyudahi.