NEWS, IDenesia.id - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Makassar telah menyusun skema penerimaan kedatangan jemaah haji dari Tanah Suci, Arab Saudi. 393 jemaah dari berbagai daerah di Embarkasi Makassar, dijadwalkan tiba Rabu, 5 Juli 2023, siang ini. Mereka tergabung dalam kloter 1 dan penerbangan perdana pemulangan bersama jemaah dari embarkasi lainnya.
PPIH juga telah berkoordinasi dengan otoritas lainnya seperti Petugas Kesehatan, Petugas Imigrasi, Garuda Indonesia, Angkasa Pura, Petugas Keamanan, Otoritas Bandara dan petugas Bea Cukai. ”Kita memiliki komitmen bersama untuk memberikan pelayanan maksimal kepada jemaah haji kita,” kata Sekretaris PPIH Debarkasi Makassar, Ali Yafid dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu, pagi.
Hasil koordinasi yang telah ditentukan, salah satunya adalah alur penerimaan jemaah haji yang baru tiba. Yakni hanya pemeriksaan dokumen (paspor) oleh petugas imigrasi, pemeriksaan kesehatan oleh paramedis dan pemerikasaan barang bawaan tertentu oleh pihak bea cukai. Paspor jemaah akan dikumpulkan di atas pesawat oleh petugas kloter untuk kemudian diserahkan kepada pihak imigrasi.
Dimana proses pemeriksaan paspor tersebut akan dilakukan di aula Mina Asrama Haji Makassar dengan menggunakan DCM sebanyak 2 unit. Sementara untuk pemeriksaan kesehatan oleh tim medis hanya berupa pengecekan suhu tubuh. Apabila hasil pemeriksaan terindikasi ada jemaah dengan suhu di atas 38 derajat maka akan dipisahkan untuk dilakukan swab PCR.
Sementara untuk barang bawaan jemaah, pihak Bea Cukai hanya akan memeriksa barang tertentu, seperti alat telekomunikasi dan laptop atau tablet. Dimana barang-barang tersebut harus dilakukan registrasi IMEI terlebih dahulu oleh pihak Bea Cukai sebelum digunakan di Indonesia. “Kita harus memiliki komitemen bersama untuk memberikan layanan maksimal, terlebih kepada jemaah lansia yang jumlahnya cukup banyak,” imbuh Ali Yafid.
Diketahui, pada musim haji tahun ini, 2023, Embarkasi Makassar telah memberangkatkan 16.888 jemaah yang terbagi ke dalam 44 kloter. Rinciannya, 7914 jemaah asal Sulawesi Selatan dan 8762 dari 6 provinsi lainnya. Meliputi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.
