Proses belajar mengaji yang digelar oleh Komunitas Tulus Mengaji (idenesiafile)

Belajar Ngaji Ala Teman Tuli di Tulus Mengaji

Publish by Redaksi on 5 September 2022

NEWS, IDenesia.id - Akhir pekan ini IDenesia.id menyempatkan diri melihat langsung proses belajar mengaji yang dilaksanakan oleh sebuah komunitas bernama ‘Tulus Mengaji’. Lokasi belajarnya di Cafe Tulus yang terletak di jalan Ujung Bori, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

Di lantai 2 cafe, sejumlah orang terlihat duduk bersila. Mereka tengah serius belajar mengaji. Pesertanya terdiri dari para penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu yang oleh mereka disebut ‘teman tuli’.

Mereka belajar mengaji dengan bantuan bahasa isyarat dan didampingi 2 orang relawan yakni Tyo dan Anti. Mereka menggerakkan tangan secara ekspresif sambil melihat buku pelajaran.

Tyo, 23 tahun, yang memang berprofesi sebagai juru bahasa menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu umat Islam, utamanya yang berkebutuhan khusus (tuna rungu) agar dapat mengenal sekaligus membaca huruf hijaiyah.

Ia menjelaskan, didirikannya program belajar mengaji khusus untuk teman tuli itu berawal dari banyaknya teman tuli yang belum bisa membaca Al-Quran. “Nama komunitasnya ‘Tulus Mengaji’. Sebelumnya hanya saya yang mau belajar mengaji sama teman, tapi beberapa teman tuli juga berminat. Jadi terciptalah kegiatan Tulus Mengaji, pada Februari 2022,” terang Tyo.

Menurutnya, jumlah peserta belajar ngaji-nya tidak menentu. “Kalau di grup WA sekitaran 50an, tapi kalau yang datang itu terkadang minimal lima orang. Usianya paling kecil usia sekitar 10 tahun, ada juga yang 50 sampe 60-an tahun,” imbuh Tyo.

Tyo menekankan, mulai dari pendaftaran sampai kegiatan belajar, tidak dikenakan biaya sedikitpun karena tujuan awalnya memang membantu penyandang tuna rungu agar mampu mengaji.

“Kelompok ini sebenarnya dibuat hanya untuk saling sama-sama belajar, bukan cuma dari teman tulinya, tapi juga teman dengar. Jadi kita saling belajar di sini. Dan kita pake volunteer (relawan, red) karena memang tidak ada niatan untuk membuat kelas ini berbayar,” tuturnya.

Sembari mencontohkan bahasa isyarat untuk kata ‘Bismillah’, Tyo menjelaskan cara untuk mengajar teman tuli mengaji, yaitu verbal dan bahasa isyarat. “Kita menggunakan dua sistem, pertama pakai verbal, yang kedua pakai bahasa isyarat,” paparnya.

Salah seorang teman tuli, Musliana mengungkapkan dirinya sangat terbantu dengan adanya program kelas Tulus Mengaji tersebut.

“Mengaji di tempat ini, waktu pertama kali datang ada banyak teman-teman. Kami baru sadar kalau bahasa isyarat itu bisa, dulu waktu kecil kami diajarkan oral untuk belajar mengaji. Saya mau belajar, jadi harus selalu dan rajin datang belajar Iqro dengan bahasa isyarat. Semua teman-teman senang karena mendapatkan akses ini. Jadi kedepannya bisa mengajarkan juga ke yang lain,” terang mahasiswi Poltekpar ini kepada IDenesia.id sembari didampingi Tyo.

Cafe Tulus yang berlokasi di Jalan Ujung Bori, Makassar, selama ini dikenal sebagai sebagai ruang inklusif dan ramah disabilitas, khususnya tuna rungu.  Cafe yang mulai beroperasi pada bulan Januari 2022 ini kerap menghadirkan program yang mendukung peningkatan skill para teman-teman disabilitas, salah satunya belajar mengaji. Cafe ini juga mempekerjakan teman-teman disabilitas, khususnya yang tuna rungu, yang mereka biasa sebut sebagai ‘teman tuli’.

 

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross