Benteng Balangnipa Sinjai. (Foto: Cagar Budaya Kemendikbud RI).

Benteng Balangnipa, Saksi Sejarah Melawan Agresi Belanda di Sinjai

Publish by Redaksi on 11 August 2023

NEWS, IDenesia.id - Sejarah hadirnya sejumlah benteng pertahanan di Sulawesi Selatan, menjadi salah satu bukti dari cerita perjuangan pribumi melawan penjajah. Selain Fort atau Benteng Rotterdam di Makassar, ada juga benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh dan sarat makna. Yakni, Benteng Balangnipa di Kabupaten Sinjai.

Benteng Balangnipa didirikan pada tahun 1557 oleh tiga kerajaan. Meliputi, Kerajaan Bulo-bulo, Kerajaan Tondong dan Kerajaan Lamatti yang dikenal dengan istilah Kerajaan Tellu Limpoe. Konstruksi awal Benteng Balangnipa berupa susunan batu gunung yang direkatkan dengan lumpur dari Sungai Tangka dengan ketebalan dinding Siwali Reppa atau setengah depa.

Penjelasan itu dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan, Jumat, 11 Agustus 2023. Bentuk bangunan Benteng Balangnipa adalah segi empat dengan empat Bastion di setiap sudutnya. Ketika Belanda bermaksud menyerang dan menguasai wilayah Sinjai, Benteng Balangnipa difungsikan sebagai benteng pertahanan untuk membendung serangan Belanda dari Teluk Bone.

Perlawanan Raja-raja dari Tellu Limpoe dalam menentang agresi Belanda, sebagaimana dilukiskan dalam sejarah Rumpa’na Mangara Bombang (perang Mangara Bombang) melawan agresi Belanda tahun 1859-1961 terbilang dahsyat. Namun, kekuatan dan peralatan perang kerajaan Tellu Limpoe yang tidak sebanding dengan Belanda. Akhirnya Benteng Balangnipa berhasil direbut Belanda pada tahun 1859 melalui perang Mangara Bombang.

Pada tahun 1864 Benteng Balangnipa direnovasi oleh Belanda dengan menggunakan arsitektur Eropa dan selesai pada tahun 1868 dengan bentuk seperti saat ini. Benteng tetap dipelihara sebagai salah satu bangunan cagar budaya dan dipergunakan sebagai Museum Daerah serta tempat pagelaran seni dan budaya.

Benteng Balangnipa sebagaimana bentuk mulanya adalah berbentuk segi empat. Pada tahun 1864, setelah dikuasai oleh Belanda, Benteng Balangnipa berubah konstruksinya menjadi bangunan yang dindingnya terbuat dari bahan bata merah, pasir, kapur, semen, lantai kayu, atap dari genteng, dan selesai dibangun pada tahun 1868.

Dari sejak berdirinya benteng ini hingga sekarang Benteng Balangnipa berbentuk persegi empat, dengan gerbang menghadap ke utara berhadapan dengan Sungai Tangka. Setiap dinding memiliki 8 buah lubang bidik, kecuali dinding sebelah selatan tidak terdapat lubang bidik. Keseluruhan jendela baik besar dan kecil memiliki terali yang terbuat dari besi.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross