Umpan pancing hasil kerajinan tangan Ilham (ist)

Berawal dari Hobi, Umpan Pancing Ilham Tembus Pasar Nasional

Publish by Redaksi on 30 August 2022

NEWS, IDenesia.id – Ilham Syam tak menyangka jika 'lure' atau umpan pancing yang dibuatnya dengan memanfaatkan limbah kayu yang sudah tidak terpakai bisa menghasilkan fulus.

Kepada IDenesia.id yang menemuinya, Senin, 29 Agustus 2022, Ilham menjelaskan bahwa ia mulai menggarap pembuatan umpan buatan tersebut sejak tahun 2015 lalu. Lure warna warni hasil kerajinan tangannya kini telah mampu mencetak untung hingga jutaan rupiah.

"Saya pakai limbah kayu yang dipakai mebel. Kita bentuk sesuai keinginan atau pesanan model ukuran, setelah itu diberi kawat lalu diberi pemberat atau balancing supaya main saat turun di air, dan setelah itu dicat warna. Kita pakai cat diko yang biasa dipakai pada motor atau mobil supaya mengkilap. Terakhir di pernis supaya terjaga dari goresan," rincinya.

Pria berusia 33 tahun itu mengaku ide pembuatan lure ini berawal dari hobinya memancing. Ia akhirnya mencoba membuat umpan pancing dari kayu limbah. "Awalnya saya melihat ada peluang di bisnis pembuatan umpan ini, lalu coba-coba bikin beberapa biji, hasilnya bagus. Belajar bikin umpan, otodidak dan pengalaman dari memancing," tuturnya.

Setiap hari Ilham mengaku dapat memproduksi ratusan lure. Bentuknya pun macam-macam, ada ikan kecil, cumi-cumi, dan lain-lain. Ilham bilang, "Pembuatannya bisa memakan waktu sekitar empat hari sampai satu minggu, untuk 100 sampai 200 biji. Satu hari bisa dapat 10 biji, kalau kita santai-santai buatnya. Karena alat juga belum lengkap, jadi itu juga kendalanya sebetulnya."

Produknya kini telah terjual tidak hanya sebatas di Makassar dan Sulawesi selatan, melainkan juga hingga ke Jawa, Kalimantan dan Ambon. "Calon pembeli dapat info dari teman ke teman, biasa dari grup WA, biasa juga dari facebook. Kalau lagi tinggi, bisa mencapai jutaan. Kalau lagi sepi yaa ratusan ribu-lah satu kali pengiriman," ungkapnya.

Menurut Ilham, umpan buatannya lebih murah dari produk pabrik. Namun karena sulitnya bahan baku, ia terkadang tidak memenuhi pesanan dari luar Sulawesi selatan.

"Toko besar kisaran harganya paling murah 80 ribu, paling mahal hampir 700 sampe 800 ribu per biji. Tapi kalau yang saya jual mulai 50 ribu sampai 150 ribu rupiah. Tergantung gramnya, panjangnya umpan. Saat ini banyak permintaan, tapi bahan baku kurang. Karena kita menggunakan jenis kayu jati Belanda atau biasa disebut jati londo. Jadi sekarang saya cuma melayani pembeli dari Makassar saja dulu. Kalau untuk di luar, seperti Kalimantan, NTT dan Ambon, belum bisa dulu," terang Ilham.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross