H. Nai Pemilik Usaha Batu Prasati

Berkat Usaha Batu Prasasti, Pak Silwan Bisa Biayai Pendidikan Anaknya

Publish by Redaksi on 4 October 2022

NEWS, IDenesia.id - Banyak orang berpikir seram ketika mendengar kata prasasti, apa lagi prasasti untuk batu nisan. Namun hal itu berbeda dengan Pak Silwan yang bisa meraup hingga puluhan juta rupiah dari dari batu ukir petilasan buatannya. Saat dikunjungi IDenesia.id Pak Silwan tengah sibuk merapikan batu prasasti yang dipesan konsumennya.

Pesanan batu prasasti berbagai ukuran serta beberapa biji batu nisan terpampang di tempat jualan Pak Silwan. Terlihat pula sebuah spanduk berukuran 1x2 meter bertuliskan, Prasasti Urip H.Nai, melayani pembuatan prasasti makam, peresmian, dan pembuatan batu nisan. Ada pula satu prasasti peresmian yang berukirkan "Faindo South Garment Kota Makassar" yang akan diremsikan oleh Mentri Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahudiin Uno, yang turut menghiasi tempat jualan Pak Silwan yang berada di Jl. Urip Sumaharjo, tepat disamping Flayover.

Kepada IDenesia.id Pak Silwan mengaku sudah 32 tahun menekuni usahanya tersebut, yang berawal dari sang kakek yakni H. Nai yang namanya ia abadikan sebagai brand jualannya. "Sebenarnya ini usaha dulu disini itu usaha bahan bangunan dari kakek itu H.Nai tahun 70-an. Setelah kena pelebaran jalan ini Flayover tergusur rumah, tidak adami tempat menjual. Jadi saya lanjut bikin ini usaha batu prasasti di tahun 1990, karna masih ada sisah sisah marmer yang dijual kakek yang tersisa. Itumi diukir baru di jual," tutur Pak Silwan.

Batu prasasti Pak Silwan hanya memiliki dua jenis bahan batu saja, yakni batu garnit hitam yang ia dapat dari pulau Jawa dan batu Marmer berwarna putih yang ia dapat dari Kabupaten Pangkep.Untuk mendapatkan batu ukir prasasti milik Pak Silwan, konsumen harus memesan jauh-jauh hari,  dikarenakan dalam pembuatan batu ukir prasasti, Pak Silwan membutuhkan waktu, dua hingga tiga hari, tergantung bentuk ukiran yang dipesan oleh konsumen.

"Karena pahatannya itu tidak bisa penggunakan pahat biasa, harus pahat yang ada intan ujungnya. Kalau granit itu harus pake pahat yang intan ujungnya, kalau marmer biasa itu pake pahat eksa namanya. karna kalau granit itu impor dari Jawa batunya, kalau marmer biasa itu lokal di pangkep ambilnya.  Kan kalau hitamnya granit banyak jenisnya disitu, ada black, black gold, itu ada banyak item disitu," jelas pria beranak dua itu.

Beragam ukuran serta model batu prasasti yang ditawarkan oleh Pak Silwan. Mulai dari ukuran, mulai dari ukuran 20x30 cm hingga ukuran 60x90 cm. Harganya pun beragam, untuk batu granit hitam Pak Silwan jual dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 2 juta rupiah. Untuk Model yang di tawarkan, ada yang berbentuk toga dan buku, yang dijual dengan harga Rp 1,5 juta hingaa Rp 1,750 ribu rupiah. "Kalu kecil ukuran kecil juga harganya, kalau besar yaa tergantung besarannya,'' singkat Pak Silwan.

Konsumen Pak Silwan tak hanya di Kota Makassar saja, dirinya mengaku telah mengirim batu ukir prasastinya kepulau Jawa hingga Papua. "Ke jawa itu sudah tiga kali mengirim kesana, ada juga ke Papua. Saya tidak tau kenapa orang Jawa sama Papua itu ambil di sini, mungkin dia tidak dapat di sana atau dapat tapi harganya mahal kayak di Papua, itu orang bilang di tempatnya bd ada cuman harganya itu bisa sampai sepuluh juata,'' ujar Pak Silwan.

Pak Silwan dalam menjual batu ukir prasasti miliknya tidak terlalu berharap pembeli akan datang tiap hari. Dirinya bilang akan ada waktunya. "Biasa sampai tiga hari itu tidak ada orang, tapi kadang satu hari langsung ta dua datang sampai ta lima orang yang pesan. Makanya itu dalam sebulan biasa ada puluhan juta terkumpul. Itumi juga yang kasi sekolah anak ku, satu masih kelas tiga SMA, satunya ini sementara semester akhirmi," tutup Pak Silwan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross