NEWS, IDenesia.id - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) kembali mengajukan usulan kenaikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Indonesia, mencapai Rp105 juta per jemaah. Menurut Kabid PHU Kanwil Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail, usulan ini guna menyesuaikan harga di Arab Saudi dan biaya perjalanan udara.

"Iya, jadi usulan pemerintah (Kemenag) ke DPR itu Rp105 juta dalam rangka menyesuaikan harga di Saudi dan pesawat. Itu pun baru usulan ini, sementara pembahasan dengan DPR," ungkap Ikbal kepada IDenesia.id saat dikonfirmasi, Jumat, 17 November 2023.

Ikbal menjelaskan kenaikan biaya haji yang rutin terjadi setiap tahun itu tidak terlepas dari meningkatnya biaya akomodasi selama perjalanan haji. Faktor-faktor seperti harga tiket pesawat yang naik hingga biaya hidup bagi jemaah haji selama di Mekkah menjadi pertimbangan.

"Semua komponen naik, penerbangan naik, konsumsi naik, akomodasi hotel naik. Setiap tahun itu ada perubahan harga sesuai kesepakatan DPR, baru jelas itu berapa masing-masing komponennya," tuturnya.

Meskipun demikian, Ikbal menekankan jika perubahan biaya haji masih bersifat usulan. Pihaknya masih menunggu hasil keputusan dari DPR RI mengenai harga baru biaya haji di Indonesia. "Targetnya selesai tanggal 22 sampai 23 November ini. Nanti dilihat berapa hasil kesepakatan, nanti itulah yang akan menjadi dasar membuat keputusan presiden terkait masalah biaya haji," paparnya.

Selain itu, kenaikan harga akomodasi haji yang mencapai Rp90 juta per bulan tidak tampak mempengaruhi minat warga Sulsel untuk menjalankan ibadah haji. Terlebih, masih banyak calon jemaah haji yang telah mendaftar namun belum mendapat giliran.

"Kalau saya lihat sih tidak ada pengaruh, karena sampai sekarang jemaah khusus juga masih banyak. Jadi ada sebagian masyarakat juga tidak melihat target, tapi ini kan haji reguler, haji yang pelayanannya melalui pemerintah," tutupnya.

Penulis: Alfiandis