Ilustrasi deepfake (Foto: goodtimes)

Deepfake, Teknologi Kecerdasan Buatan yang Sering Disalahgunakan

Publish by Redaksi on 2 November 2023

NEWS, IDenesia.id - Deepfake AI, berasal dari gabungan kata “deep learning” dan “fake”, adalah jenis kecerdasan buatan yang sering digunakan untuk membuat gambar, audio, bahkan video tipuan yang meyakinkan.

Video deepfake biasanya dibuat dengan menggunakan sumber video asli dari target yang diproses sedemikian rupa sehingga nampak bahwa orang yang berada dalam video itu seolah melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak pernah mereka lakukan. Bisa juga dengan menukar wajah target dengan video orang lain, teknologi ini dikenal dengan nama face swap.

Disadur IDenesia dari laman Tech Target, Kamis, 2 November 2023, pada dasarnya, teknologi deepfake memiliki beragam fungsi. Mulai dari layanan customer service yang biasa kita jumpai saat menelepon ke layanan tertentu, hingga fungsi hiburan dan komedi seperti konten yang saat ini marak di media sosial.

Digunakannya teknologi ini oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab membuat deepfake menjadi sebuah alat yang berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti penipuan, pemerasan, perusakan reputasi, dan balas dendam dengan konten porno yang seolah-olah melibatkan korban, hingga kekacauan politik seperti dalam kasus deepfake Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang seolah meminta pasukannya untuk menyerah pada tahun 2022 lalu.

Dalam laporan "The Increasing Threat of Deepfake Identities" dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS disebutkan bahwa media pesan teks bahkan berkemungkinan untuk digunakan sebagai target penggunaan teknologi deepfake di masa depan dengan meniru gaya pengiriman pesan seseorang.

 

 

Mendeteksi konten deepfake

Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi konten gambar dan video deepfake, antara lain:

Posisi wajah yang tidak biasa atau janggal.

Gerakan wajah atau tubuh yang tidak wajar.

Pewarnaan yang tidak wajar.

Video yang terlihat aneh ketika diperbesar atau di-zoom. Audio yang tidak konsisten.

Orang yang tidak berkedip.

 

Adapun untuk konten berupa teks, baik dalam email maupun konten grafis, beberapa indikator konten tersebut merupakan hasil teknologi deepfake antara lain terdapat kesalahan eja, bentuk kalimat yang tidak mengalir secara alami, alamat email sumber yang mencurigakan, frasa yang tidak sesuai dengan pengirim yang seharusnya, dan pesan di luar konteks yang tidak relevan dengan diskusi, acara, atau isu yang sedang dibahas.

 

 

Meskipun deepfake memiliki kecanggihan dan kegunaan yang menarik, penting bagi kita untuk waspada terhadap potensi penyebaran informasi palsu dan melakukan penyelidikan yang mendalam sebelum menerima konten yang terlihat meragukan.



#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross