Pameran wastra nusantara di Paris oleh Edward Hutabarat, Kemdikbudristek , dan Best of Indonesia (Foto: Kemdikbudristek)

Desainer Indonesia Bawa Tenun Nusantara ke Paris Lewat Pameran ‘Selimut Nusantara’

Publish by Redaksi on 20 November 2023

NEWS, IDenesia.id - Edward Hutabarat, perancang busana ternama Indonesia, akan menampilkan keindahan seni tenun Indonesia dalam pameran bertajuk “Selimut Nusantara”, berlangsung di Carrousel du Louvre di Paris pada 28 November 2023 hingga 3 Januari 2024 mendatang.

Pameran tersebut akan menyoroti keragaman kain tenun dari seluruh Indonesia, seperti Tenun Ikat dari Sumba, Timor, Bali, dan Sumbawa, serta Kain Ulos dan Tenun Songket dari Sumatera.

Bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta berkolaborasi dengan Best of Indonesia, Edward Hutabarat akan membawa keindahan dan keragaman Indonesia, serta mengeksplorasi makna budaya Tenun, khususnya dari Nusa Tenggara Timur.

"Selimut Nusantara didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berkolaborasi dengan perusahaan rintisan digital yang berbasis di Paris, Best of Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyatakan antusiasmenya mendukung proyek pameran ini.

Selain wastra Indonesia, Edward Hutabarat juga akan membawa foto-foto yang menggambarkan asal-usul dan proses pembuatan kain yang ia bawa. Foto-foto ini merupakan hasil perjalanan Edward ke berbagai daerah di Indonesia selama dua dekade terakhir.

"Indonesia dikenal dengan keistimewaan sandang, pangan, dan papannya, dan inilah yang membentuk peradaban mereka," ujar Edward, dilansir IDenesia dari laman Kemdikbud, Senin, 20 November 2023.

Adapun pemilihan tajuk Selimut Nusantara didasarkan pada peradaban Indonesia yang erat kaitannya dengan kain.

“Peradaban Indonesia sangat erat kaitannya dengan ‘selimut’, namun, ‘selimut’ di Indonesia dikenal dengan nama-nama lain seperti sarung, jarit, dan masih banyak lagi," jelas Edward.

"Saya ingin selimut ini menjadi bagian dari gaya hidup di ranah internasional. Dalam mengembangkan warisan budaya Indonesia, saya selalu berfokus pada empat aspek utama, yaitu identitas, kualitas, kreativitas, dan kesederhanaan. Dengan poin-poin ini, saya menciptakan skenario Timur-bertemu-Barat. Tren yang tak mengenal gender ini hadir dengan cita rasa dan perasaan, mencerminkan harmoni, bukan ambisi atau emosi," ungkap perancang busana kelahiran tahun 1958 itu.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross