Proses Pengolahan Air Laut Jadi Air Minum (Foto : tribun jabar).

Di Sukabumi TNI Membuat Inovasi Mengubah Air Laut Jadi Siap Untuk Diminum

Publish by Redaksi on 23 October 2022

NEWS, IDenesia.id - Beberapa mesin berjejer rapi di dalam bangunan gudang berukuran 10 x 15 meter persegi, di Jalan Pelita, Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu. Di bagian belakang gudang terdapat tandon penampung air berkapasitas 12 ribu liter.

Guna tandon air itu adalah untuk menampung air laut, selain tandon itu di bagian dalam gudang juga terdapat beberapa tandon serupa dengan kapasitas lebih kecil. Sebuah pipa air terpasang sambung-menyambung antar tandon beberapa pipa terlihat masuk ke dalam mesin yang terdengar bergemuruh.

"Dari tandon kapasitas 12 ribu liter masuk ke tandon 5 ribu liter lalu disuling menjadi air tawar, dimasukan ke filter RO (Reverse Osmosis/Osmosis Terbalik) menurunkan kadar tingkat toksin dan kandungan zat berbahaya dalam air," kata Vilas Cubilas, rekanan TNI dalam program air bersih. Dikutip IDenesia.id dari laman detikJabar.

Vilas adalah salah satu rekanan Kodam III/Siliwangi, hari ini mesin-mesin itu ditinjau langsung oleh Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Kunto Arif Wibowo. Selain Vilas, Letkol Inf Anjar Ari Wibowo Komandan Kodim 0622 Sukabumi juga terlihat sibuk mengecek kesiapan personel dan peralatan yang akan dilihat langsung oleh komandannya tersebut.

"Dari mesin ini ada tiga yang dihasilkan, air minum, es batu kristal dan garam. Proses penyulingan air laut menjadi air siap minum, ini inisiasi dari bapak Pangdam III Siliwangi ini adalah karya anak bangsa dibuat oleh tim beliau di Solo untuk Kodim 0622," ujar Vilas.

"Cara kerjanya air laut difilterisasi diolah menjadi air tawar kemudian menjadi air siap minum yang minim zat berbahaya. Yang dihasilkan disini TDSnya (Total Disolved Solid) mencapai angka 2-4 kandungan zat yang berada di dalam air nah 4 itu sudah tingkat terendah bisa dibilang sudah tidak ada zat partikel lain di dalam air tersebut," imbuh Vilas menambahkan.

Sebuah alat untuk mengukur kandungan air kemudian dicelupkan ke dalam air sulingan hasil filtrasi. Angka digital di alat tersebut menunjukkan angka 2, kemudian alat serupa juga dicelupkan ke air mineral yang berasal dari salah satu produk air minum dalam kemasan dan menunjukkan angka 62.

"Makin rendah makin baik dan air ini yang kita olah menjadi es batu, makanya warnanya kristal, itu benar-benar bening. Karena benar-benar enggak ada zat lain. Lama prosesnya, kalau untuk pengolahan es nya sendiri dari air menjadi es itu 60 menit dan bisa menghasilkan es batu sebanyak 50 kilogram," jelas Vilas.

Vilas mengungkap, mesin hasil inisiasi Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arif Wibowo itu merupakan sebuah jawaban untuk solusi air bersih. Alat serupa dengan kapasitas berbeda pernah diujicobakan di Sungai Citarum, kondisi air bisa langsung diminum setelah melalui proses filtrasi.

"Mesin ini bisa sebagai jawaban kesulitan air di beberapa wilayah, untuk di Jawa Barat baru di Palabuhanratu dan di Citarum pernah dilakukan filtrasi namun mesinnya lebih compact, karena alatnya di-towing pake kendaraan dengan mesin ini beda dari kapasitas dan produksi kalau hasilnya sama. Sekedar informasi mesin serupa kebanyakan buatan Jerman, untuk mesin ini asli buatan anak bangsa. Itu tentunya menjadi kebanggaan," bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Kunto Arif Wibowo membenarkan soal keberadaan mesin tersebut adalah solusi untuk ketersediaan air bersih. Mesin itu mampu mengubah air laut menjadi air layak minum.

"Hari ini kita melanjutkan kegiatan kita yang sudah sekian bulan kita rencanakan pada saat Seal and Touring Siliwangi, yaitu kita mencoba menempatkan teknologi terapan yang bisa kita punya, untuk dikolaborasikan apa yang paling mungkin dibutuhkan oleh masyarakat, kebetulan kita berada di wilayah pesisir selatan dengan segala permasalahannya bahwa masyarakat membutuhkan salah satunya adalah air minum, garam dan es batu yang memang cukup tahan lama," kata Mayjen Kunto didampingi Dandim 0622 Letkol Inf Anjar Ari Wibowo.

"Nah kita coba bikin sekarang, dan hari ini baru jadi, ini kita mencoba sebagai alternatif solusi bahwa pemberdayaan wilayah yang bisa dijadikan ekonomi kerakyatan, nah ini makanya kita coba teknologi di sini ada. Memanfaatkan air dari air laut lalu kita jadikan air minum, kemudian diolah lagi menjadi es batu," sambungnya.

Menurutnya, kapasitas hasil olahan mesin tersebut mencapai 90 persen es batu tahan lama dan tidak mudah mencair. Ditambah masih dari mesin yang sama juga keluar produk lainnya berupa garam.

"Artinya dia (hasil) tahan lama, tidak mudah cair dan yang ketiga mencoba mengolah air laut menjadi garam, nah mungkin kita bisa membantu dan meringankan beban masyarakat. Artinya memang teknologi terapan ini bisa diimplementasikan di beberapa wilayah yang kesulitan air tapi dekat dengan pesisir ya ini sudah kita buktikan bahwa sistem dan teknologinya suah ada di sini berarti kan tinggal pemerintah daerah, masyarakat setempat memanfaatkannya," pungkas Mayjen Kunto.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross