Ilustrasi: Tindakan eutanasia.(Foto AFP)

Eks Psikolog di Belanda Jual Ramuan Percepat Kematian

Publish by Redaksi on 16 October 2024

NEWS, IDenesia.id—Hakim di Belanda menjatuhkan hukuman percobaan kepada seorang psikolog yang sudah pensiunan pada hari Selasa karena menjual obat anti-mual secara ilegal. Pria itu juga mengaku memasok lebih dari 100 ramuan mematikan yang digunakan untuk eutanasia.

Eutanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seseorang secara sengaja untuk meringankan penderitaannya. Kata “eutanasia” berasal dari kata Yunani “eu” (baik) dan “thanatos” (kematian).

Pengadilan Distrik Brabant Timur menjatuhkan hukuman percobaan enam bulan kepada Wim van Dijk, 80 tahun, dan 40 jam kerja sosial karena menjual domperidone, obat yang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah.

“Tersangka tidak dapat disamakan dengan dokter atau apoteker dan ia tidak berwenang untuk memiliki persediaan obat, menawarkannya untuk dijual, atau mengirimkannya ke pihak ketiga,” kata para hakim di AFP menurut dokumen pengadilan sebagaimana dilansir IDenesia dari Malay Mail, rabu, 16 Oktober 2024.

Van Dijk juga mengakui telah menjual domperidone bersama dengan obat mematikan yang disebut “Ramuan X”, yang digunakan untuk eutanasia.

Namun, para hakim mengatakan bahwa tersangka tidak dituduh membantu bunuh diri dalam kasus ini.

“Seperti yang dijelaskan oleh jaksa penuntut umum, tidak ada kematian yang diketahui hingga saat ini di mana tersangka dapat dianggap bertanggung jawab secara pidana karena menyediakan Ramuan X dan domperidone,” kata para hakim.

Menyediakan Ramuan X tidak dapat dihukum menurut hukum Belanda. "Itu hanya dapat dihukum jika dapat dibuktikan bahwa orang telah meninggal akibat mengonsumsi obat tersebut," kata penyiar publik NOS.

Meskipun eutanasia legal di Belanda, hal itu hanya dapat dilakukan dengan ketentuan yang sangat ketat dan pengawasan oleh dokter.

Tahun lalu, seorang pria Belanda dijebloskan ke penjara selama tiga setengah tahun karena menjual "peralatan bunuh diri" yang menurut jaksa menyebabkan kematian sedikitnya 10 orang.

Van Dijk mengatakan bahwa ia membeli 213 peralatan tahun lalu dari pria yang sama, yang hanya diidentifikasi di media Belanda sebagai "Alex S." karena alasan privasi, sebelum menjual atau mendistribusikan koktail mematikan itu sendiri.

Menurut dokumen pengadilan, Van Dijk akan terlebih dahulu berkonsultasi dengan calon pengguna, seolah-olah masih berpraktik sebagai psikolog, sebelum memutuskan untuk memberi mereka peralatan tersebut.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross