Baru-baru Ini Elon Musk Memborong 10.000 GPU Untuk Dipakai Pada Salah Satu Diantara Dua Pusat Data Perusahaan Yang Tersisa.

Elon Musk Bikin Perusahaan AI Sendiri

Publish by Redaksi on 21 April 2023

NEWS, IDenesia.id - Setelah lebih dari sebulan sejak menggandeng beberapa mantan peneliti DeepMind, kabarnya Twitter sedang melanjutkan proyek kecerdasan buatan internal. Menurut Business Insider, baru-baru ini Elon Musk memborong 10.000 GPU untuk dipakai pada salah satu diantara dua pusat data perusahaan yang tersisa.

Suatu sumber memberitahu media tersebut jika pembelian tersebut memperlihatkan bahwa Musk "berkomitmen" terhadap upaya ini, khususnya dikarenakan tidak ada alasan bagi Twitter dalam mengeluarkan banyak uang guna membeli GPU untuk pusat data bila mereka tidak berencana menggunakannya untuk pekerjaan AI.

Dilansir dari Engadget, dalam proyek ini, rencananya akan ada pembuatan AI generatif yang dilatih oleh perusahaan dengan menggunakan data yang sangat besar.

Sampai saat ini masih belum kejelasan bagaimana Twitter akan menggunakan teknologi tersebut. Namun, sumber tersebut menyarankan bahwa AI generatif dapat meningkatkan fungsi pencarian platform atau membantu perusahaan dalam membangun kembali bisnis periklanannya.

Terlepas dari itu, laporan tersebut menunjukkan keputusan Musk untuk menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda selama enam bulan untuk pengembangan AI.

Sebelumnya, seorang yang juga pemilik perusahaan Tesla dikenal sebagai kritikus vokal terhadap OpenAI, organisasi riset kecerdasan buatan yang ia dirikan pada tahun 2015.

"Saya masih bingung bagaimana sebuah organisasi nirlaba yang saya sumbangkan sebesar ~US$100 juta bisa menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar sebesar US$30 miliar. Jika ini legal, mengapa tidak semua orang melakukannya?" tutur Musk pada sebuah cuitan di Twitter belakangan ini terhadap anak perusahaan nirlaba lab tersebut, OpenAI Limited Partnership.

Akan tetapi, sebuah laporan terbaru dari Semafor mengindikasikan bahwa perseteruannya dengan OpenAI lebih bersifat pribadi. Di tahun 2018, dilaporkan Musk menyatakan pada Sam Altman, salah satu rekan pendiri OpenAI, kalau lab tersebut sudah tertinggal jauh dari Google.

Kemudian ia mengusulkan agar ia sendiri yang menjalankan perusahaan tersebut, namun ditolak oleh Altman dan para pendiri OpenAI lainnya.

Perebutan kekuasaan berujung pada keluarnya Musk dari OpenAI, meski secara terbuka kedua belah pihak bersikukuh Musk keluar akibat dari konflik kepentingan yang melibatkan Tesla. Awalnya, OpenAI mengatakan bahwa sang miliarder tetap mendanai penelitiannya.

Sayangnya, menurut Semafor, pendanaan Musk terhenti setelah kepergiannya meskipun ia telah berjanji akan memberi perusahaan sekitar US$1 miliar. Kurangnya dana secara mendadak membuat OpenAI berupaya keras untuk mengumpulkan dana. Lalu tahun 2019, OpenAI pun memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan nirlaba untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk mendanai kegiatannya.

Dan di tahun yang sama, mereka juga mendapatkan investasi sebesar USD1 miliar dari Microsoft. Bahkan, sewaktu OpenAI membuka ChatGPT untuk umum pada bulan November dan chatbot mulai mendominasi berita utama, Musk dilaporkan "sangat marah". Selang sebulan kemudian, ia menutup akses OpenAI ke "firehose" data Twitter. Kini, tampaknya ia ingin bersaing langsung dengan organisasi lamanya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross