NEWS, IDenesia.id - Presiden Turki Tayyip Erdogan, dalam sebuah langkah yang tidak terduga, mengatakan pada hari Senin bahwa Uni Eropa harus membuka jalan bagi aksesi Ankara ke blok tersebut sebelum parlemen Turki menyetujui tawaran Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.

Tawaran Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa telah dibekukan selama bertahun-tahun setelah pembicaraan keanggotaan diluncurkan pada tahun 2005 di bawah masa jabatan pertama Erdogan sebagai perdana menteri.

Hubungan antara Ankara dan anggota-anggota blok ini memburuk beberapa tahun lalu, terutama setelah upaya kudeta yang gagal di Turki pada tahun 2016, tetapi sejak itu hubungan mereka membaik. Blok ini bergantung pada bantuan sekutu NATO, Ankara, terutama dalam hal migrasi.

Dalam sebuah perubahan sikap yang mengejutkan, Erdogan pada hari Senin mengaitkan persetujuan Ankara atas tawaran NATO Swedia dengan Turki yang akhirnya bergabung dengan Uni Eropa. Disadur IDenesia.id dari laman Reuters, Selasa 11 Juli 2023.

"Saya menyerukan dari sini kepada negara-negara yang membuat Turki menunggu di depan pintu Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun," kata Erdogan, berbicara menjelang keberangkatannya ke KTT NATO di Vilnius.

"Pertama, datanglah dan bukalah jalan bagi Turki di Uni Eropa dan kemudian kami akan membuka jalan bagi Swedia, seperti yang kami lakukan pada Finlandia," katanya, menambahkan bahwa ia akan mengulangi seruannya selama KTT.

Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa perluasan NATO dan Uni Eropa adalah "proses yang terpisah."

"Proses aksesi untuk setiap negara kandidat didasarkan pada kelebihan masing-masing negara," kata juru bicara tersebut, menambahkan bahwa kedua proses tersebut tidak dapat dihubungkan.

Ditanya mengenai komentar Erdogan, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa meskipun ia mendukung keanggotaan Ankara di Uni Eropa, sejauh yang ia ketahui, Swedia telah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk bergabung dengan NATO.