Erick Menegaskan Peran BUMN Terhadap Ketahanan Pangan Merupakan Bentuk Antisipasi Untuk Menekan Harga Pangan. (Foto : politik.rmol.id).

Erick Thohir Dorong BUMN Jadi Off Taker , Sebagai Upaya Antisipasi Terjadinya Krisis Pangan 2023

Publish by Redaksi on 7 December 2022

NEWS, IDenesia.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal mendorong perusahaan pelat merah menjadi pembeli  (off taker) komoditas utama. Langkah tersebut sebagai upaya mengantisipasi krisis yang diperkirakan terjadi pada 2023.

Kondisi rantai pasok dunia memang diperkirakan masih terganggu hingga 2023. Salah satu kunci agar bisa bertahan yaitu Indonesia harus mampu menjaga kondisi supply change atau rantai pasok pangan nasional. Dikutip IDenesia.id dari laman idxchannel.com.

Dalam mengamankan rantai pasok bahan pangan tersebut, Erick memastikan BUMN menjaga ketahanan pangan nasional. Erick menyampaikan, BUMN siap untuk menjadi pembeli siaga (off taker) bahan-bahan kebutuhan pokok pada tahun depan.

Namun, erlu disertai dengan penugasan yang jelas dari pemerintah terhadap BUMN pelaksana fungsi off taker itu. Penugasan tersebut diperlukan agar para pemimpin di BUMN pelaksana off taker tidak ragu dan khawatir atas dugaan pelanggaran yang dituduhkan kepada mereka.

"Bulog dapat menjadi stabilisator (harga), di mana ketika dia mengambil barang (bahan makanan pokok), ternyata ketika harus dikeluarkan, malah tidak bisa keluar, karena harga pada saat pembelian lebih tinggi dibandingkan pada saat akan dikeluarkan. Sehingga dikhawatirkan menjadi kerugian negara, padahal konsepnya berbeda," ujar Erick, Selasa (6/12/2022).

Dia juga menekankan mekanisme pelaksanaan fungsi off taker harus diatur agar terdapat dana besar. Dana itu bakal disimpan di Perhimpunan Bank - bank Milik Negara (Himbara) dengan bunga murah.

Dengan dana itulah, BUMN pelaksana fungsi off taker menyerap bahan pangan pokok dari petani  kapan pun, baik pada saat harga naik maupun turun.

“Kemudian nanti Bulog bisa menjadi pembeli bahan pangan pokok dari petani yang diputuskan pemerintah, misalnya padi, jagung, tebu dan lain-lain. Ini yang menjadi bagian dari upaya mengamankan rantai pasok pangan. Ini penting karena  kondisi rantai pasok dunia masih terganggu di tahun depan,” katanya.

Erick menegaskan peran BUMN terhadap ketahanan pangan merupakan bentuk antisipasi untuk menekan harga pangan. Tingginya potensi inflasi pada tahun depan dapat disebabkan oleh dua sumber, yaitu tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan melonjaknya harga pangan.

“Karena itu, BUMN harus membantu Kementerian lain, bagaimana mengintervensi kebutuhan pangan yang naik turun. Tetapi tetap dengan penugasan yang jelas, mana orientasi pasar dan mana penugasan yang memang bukan pasar.”

“Salah satu mekanisme yang didorong adalah bagaimana ada dana besar ditaruh di Himbara dengan bunga rendah, lalu ID Food dapat ditugaskan sebagai market, dan Bulog sebagai stabilisator,” jelas dia.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross