Pemprov Sulsel Evaluasi Penanganan stunting di Sulsel (Foto: Web Pemprov Sulsel).

Evaluasi Stunting di Sulsel: Enrekang dan Barru Alami Kenaikan Tertinggi

Publish by IDenesia on 31 May 2024

NEWS, IDenesia.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) menggelar Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Sulsel tahun 2024. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 11 kabupaten dan kota mengalami peningkatan angka stunting, sementara 13 daerah lain mengalami penurunan.

Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan yang juga Plt Kepala Dinas Sosial Sulsel, Abdul Malik Faisal, mengaku masih terdapat beberapa daerah di Sulsel yang mengalami kenaikan angka stunting dari tahun 2022 ke 2023.

"Kalau kita lihat datanya ada daerah yang naik dan turun. Kalau datanya yang naik, seperti Enrekang dan Tana Toraja. Sementara yang mengalami penurunan juga ada diantaranya Luwu Utara dan Gowa," kata Malik Faisal dilansir IDenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Jumat, 31 Mei 2024.

Tercatat, penurunan tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu Utara sebesar 14,3 persen, diikuti Gowa 11,9 persen, dan Bantaeng sebesar 6,3 persen. Sedangkan peningkatan tertinggi terjadi di Kabupaten Enrekang sebesar 8,5%, Barru sebesar 8 persen, dan Makassar sebesar 7,2 persen.

Malik Faisal mengakui, kondisi ini membuat prevalensi stunting di Sulsel masih berada pada tingkat yang cukup tinggi. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Sulsel sebesar 27,4 persen, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

"Pak Pj Gubernur menaruh perhatian penuh pada persoalan stunting ini. Target nasional 2025 untuk Sulsel itu 23,8 persen, kita optimistis tahun ini sudah turun di bawah 20 persen, memang harus kerja keras," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur menekankan empat hal yang perlu diperhatikan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Sulsel. Pertama, peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi ibu hamil, bayi, dan balita. Kedua, peningkatan gizi ibu hamil dan anak balita. 

Kemudian yang ketiga, peningkatan akses air bersih dan sanitasi. Keempat, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross