Penayangan perdana Film TATU di Ruang Audiovisual, Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang, Denpasar, Sabtu, 3 September lalu. (baliprov.go.id)

Film TATU: Perjuangan Perempuan dan Mimpi Bali Menjadi Pusat Industri Perfilman Nusantara

Publish by Redaksi on 5 September 2022

NEWS, IDenesia.id — Film TATU merupakan film yang sangat spesial bagi warga Bali.  Selain bernuansa Bali karena lokasi syutingnya di Desa Tenganan, Karangasem yang asri dan indah, film ini juga disutradarai putra Bali Puja Astawa dan diperankan sekitar 40 pemain yang juga asli Pulau Dewata.

Film ini mengangkat tema perjuangan seorang perempuan dalam mempertahankan hidup dengan caranya, namun terhalang kerasnya orang tua. Film ini menghadirkan seniman diantaranya De Gajah, Jun Bintang, Made Adnyana, Dewi Pradewi dan IB Purwa Sidemen yang bermain peran dengan sangat apik dan natural.

TATU bukan sekadar kisah perjuangan, namun juga sebuah harapan. Ada mimpi besar yang dihadirkan film karya putra putri terbaik Bali  ini untuk masa depan dunia sinema di daerah tesrebut.

Harapan dan mimpi besar itu salah satunya dilontarkan Ny.Putri Koster yang berkesempatan menyaksikan penayangan perdana Film TATU di Ruang Audiovisual, Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang, Denpasar, Sabtu, 3 September lalu.

Dalam arahan, Ny.Putri Koster menyampaikan apresiasi setinggi tingginya kreativitas serta kesadaran dari para generasi muda untuk membangkitkan dunia perfilman. Khususnya di Bali yang mana film itu mengangkat tema tema kehidupan di tengah masyarakat.

Pendamping orang nomor satu Bali itu pun mengajak semua pihak, baik pemerintah dan para seniman agar bersinergi untuk bersatu padu membangkitkan kembali dunia perfilman.

“Kita mulai dari anak muda Bali, pemain nya orang Bali, ditonton masyarakat Bali sehingga dunia sinema semakin bergeliat,” katanya disadur IDenesia.id dari baliprov.go.id, Senin, 5 September 2022.

Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri itu berharap agar para seniman tidak berhenti berkarya untuk menghasilkan garapan garapan film berkualitas dengan mengangkat hal-hal kecil yang terjadi di masyarakat sekitar.

“Dari Bali kita mulai angkat tema film yang mengandung kearifan lokal, dari Bali kita akan mengimbas ke nusantara sehingga perfilman bangkit. Kita jadikan Bali sebagai pusat industri perfilman Nusantara,” harapnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross