Ilustrasi pelantun gambus. (Foto: Good News From Indonesia).

Gambus, Wadah Ekspresi Kehidupan Hingga Kritik Sosial Nan Jenaka Masyarakat Sulsel

Publish by Redaksi on 16 October 2023

NEWS, IDenesia.id - Proses akulturasi di nusantara telah menyentuh banyak dimensi dalam tatanan sosial kehidupan masyarakat. Termasuk kesenian. Mulai dari jenis, hingga instrumen atau alat yang digunakan dalam berkesenian. Di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat Bugis-Makassar misalnya, sejak zaman dulu mengekspresikan diri mereka lewat sarana musik gambus dengan kecapi sebagai perangkatnya. 

Konon, gambus erat kaitannya dengan tradisi bermusik orang-orang Arab yang masuk ke tanah Sulawesi untuk berdagang. Begitu juga dengan kecapi, yang menurut sejarah, dibawa oleh pendatang asal Tiongkok (Cina) berabad-abad lalu hingga kemudian tersebar dan diadopsi dalam berbagai bentuk sesuai dengan identitas daerah tersebut. 

Namun kisah dari berbagai sumber menyebut bahwa kecapi dibawa oleh pelaut Sulsel yang berlayar berhari-hari dan rela meninggalkan kekasihnya. Saat diterpa badai, pelaut ini mengikat tali dari satu penyangga ke penyangga lainnya dari atas kapal untuk membentangkan layar. Tak sengaja, pelaut ini menyentuh bagian dari tali sehingga menciptakan bunyi khas yang menyerupai nada. 

Pelaut ini kemudian membuat alat musik kecapi dan membawanya ke daratan. Belum lagi daerah lain yang tentu punya cerita sendiri tentang cikal bakal kecapi ini. Di Sulsel, gambus identik dengan syair bernuansa kehidupan menggunakan bahasa daerah setempat. Mulai dari pengalaman pribadi, pesan-pesan moral leluhur hingga kritik sosial yang dibalut dengan ujaran nan jenaka agar lebih mudah dan nyaman didengarkan. 

Keberadaan kecapi ini, berfungsi sebagai pengiring setiap dikumandangkan khususnya lagu-lagu daerah. Bahkan ketika alat musik ini digunakan sebagai pengiring lagu atau pementasan tari-tarian tradisional, umumnya dilakoni dengan menyatukan dengan berbagai alat musik tradisional lainnya, seperti suling dan gendang. 

Namun dengan hadirnya alat musik kecapi ini, khususnya di daerah Bugis-Makassar, adalah menjadi pengiring saat pemain kecapi ini melantunkan cerita-cerita seorang pejuang dalam perjalanannya di masa silam. Kecapi adalah salah satu aspek penting dalam mempertahankan identitas warisan budaya dalam konteks kesenian bagi masyarakat Sulsel agar bisa dinikmati bagi generasi penerus. 

Sumber: Katadata.co.id, Warisan Budaya Tak Benda-Kemendikbud RI.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross