Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat penanaman pisang Cavendish. (Foto: Humas Pemprov Sulsel).

GGF Teken MoU Budidaya Pisang Cavendish di Sulsel, Lahan 18,9 Hektare Disiapkan

Publish by Redaksi on 7 March 2024

NEWS, IDenesia.id - Pemerintah Provinsi (Pemptov) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Great Giant Foods (GGF) meneken nota kesepahaman (MoU) dalam hal budidaya pisang Cavendish. Pemprov Sulsel pun telah menyediakan lahan seluas 18,9 hektare di Desa Pacellekang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa untuk kegiatan budidaya tersebut.

"Hari ini kita tanam perdana ya. Hari ini juga ada penandatanganan kerjasama sekaligus penanaman perdana di lahan Pemprov Sulsel kurang lebih 18,9 hektare, melakukan kerjasama penanaman pisang cavendish disini," kata Penanggung Jawab GGF di Provinsi Sulsel, Rahmat Hidayat dalam rilis yang diterima IDenesia.id pada Kamis, 7 Maret 2024. 

GGF sendiri merupakan perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 70-an dalam bisnis pisang Cavendish, menjalankan proyek pembukaan lahan di Sulawesi Selatan dengan kerjasama Pemprov Sulsel. Meskipun luas lahan saat ini hanya 18,9 hektare, GGF tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan kerjasama dengan lahan-lahan tambahan.

"Kami selaku perusahaan yang sudah beroperasi sejak tahun 70-an menjalani bisnis pisang cavendish. Saat ini kita sedang melakukan pembukaan lahan di Sulawesi Selatan, bekerjasama dengan Pemprov Sulsel,"  ujarnya.

Rahmat juga mengungkapkan rencana kerjasama dengan petani lokal di Sulsel untuk meningkatkan volume lahan dan daya beli GGF sebagai offtaker. Hal ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi petani, serta meningkatkan penjualan pisang Cavendish di pasaran lokal.

"Untuk kegiatan budidaya sendiri saat ini luasnya hanya 18,9 hektare untuk lahan yang ada di sini. Tapi tidak akan menutup kemungkinan kita akan coba mengeksplor lahan-lahan yang bisa kita kerjasama," ujarnya.

"Nah bentuk kerjasama sendiri bisa dengan Pemprov seperti ini. Tapi juga di satu sisi kita bisa bekerjasama dengan petani-petani yang punya lahan banyak, mereka bisa untuk budidaya tapi kami lihat sulit untuk menjual. Kami sebagai offtaker menjamin buah dari petani-petani ini bisa dibeli. Itu yang paling penting bagi petani," tambahnya. 

Sementara untuk risiko dalam budidaya, Rahmat menyatakan bahwa saat ini tidak ada kendala yang signifikan, namun tetap diingatkan bahwa setiap budidaya memiliki risiko dan tingkat kesulitan tersendiri. Penting bagi petani untuk melihat contoh kesuksesan dalam budidaya pisang Cavendish, yang telah terbukti menghasilkan dengan kualitas yang diakui, seperti brand Sunpride yang sudah dikenal di Indonesia.

"Dan supaya petani melihat ternyata budidaya pisang cavendish itu tidak susah dan bisa menghasilkan. Kami sendiri brandingnya sudah cukup terkenal di Indonesia dengan brand Sunpride, harusnya petani-petani lokal yang di Sulawesi Selatan juga bisa ikut jual, tentunya dengan kualitas yang sama dengan Sunpride," pungkasnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross