Ibu Eka Sedang Melayani Pembeli Cacing

Hasilkan Jutaan Rupiah Dari Budidaya Cacing

Publish by Redaksi on 3 October 2022

News, IDenesia.id -  Cacing tanah sebagai salah satu hewan yang memiliki bentuk yang panjang menggeliat, dan berlendir, hal itu membuat sebagian orang merasa jijik. Namun berbeda dengan Ibu Eka yang menjadikan cacing tanah sebagai sumber pendapatannya hingga jutaan rupiah.

Setiap hari Ibu Eka menjual cacing tanah berjenis cacing susu miliknya di pinggir jalan yang terletak di Jl. Waduk Tunggu Pampang, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, lokasi tersebut merupakan tempat strategis dikarenakan lokasinya yang berada tepat di pinggir waduk Antang, yang menjadi salah satu spot mancing warga Makassar.

Saat ditemui IDenesia.id, Ibu Eka tengah sibuk melayani pembeli yang menginginkan cacing susu yang ia kemas dalam sebuah kantong plastik. Cacing yang ia jual merupakan cacing hasil budidyanya sendiri. Kepada IDenesia.id, wanita 32 tahun itu mengaku sudah melakukan budidaya cacing sejak tiga tahun lalu. "Awalnya itu jual jual kue sama es jeruk disini pas awal awal pandemi. Pas kuliat liat disini itu banyak orang cari cacing disitu saya pikir, bagus kayaknya ini dicoba jual cacing. Disitu mi mulai menjual sampai sekarang," tutur Ibu Eka kepada IDensia.id.

Ibu Eka yang tertarik dengan bisnis cacing tersebut, memulai usahanya dengan membeli cacing dari petani yang kemudian ia jual kembali. "Jadi awalnya itu saya beli cacing sama petani setengah kilo, dan itu setengah kilo tidak sampai satu jam itu habis. Nah besoknya begitu saya lanjut lagi pergi beli cacing baru jual kembali. Disitumi juga saya berfikir bagus kayaknya kalau saya seriusi ini cacing, dan dari situmi sampai sekrang alhamdulillah saya jalankanmi terus," terangnya.

Seiring larisnya penjualan cacing yang ia miliki, Ibu Eka kemudian berfikir untuk membudidayakannya sendri. "Itu kan saya berfikir unutk budi dayakan cacing supaya tidak susahma lagi cari cacing untuk dijual, jadi awalnya cuman coba coba bertanya sama penjual cacing, nah disitumi mulaika budidayakan cacing sampai sekarang. Itu budidaya cacing saya pake boks gabus untuk tempatnya, baru saya isi mi pake serbuk kayu, daun pisang kering, sama tanah, baru sekali seminggu dikasih makan pake parutan kelapa," bebernya.

Dirumah kontrakannya yang terletak di Jl. Bitoa Lama, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, disana Ibu Eka memiliki tiga wadah budidaya yang berukuran 100x50 cm. Ditiap wadah, Ibu Eka mengisi cacing hingga lima kilo per wadah sebagai indukan awal yang nantinya berkembang biak. Dalam waktu tiga bulan, Ibu Eka dapat memanen cacing tersebut hingga 30 kilo gram.

"Dalam satu wadah itu, saya kasi kadang isi sampai lima kilo. Kalau subur ki tumbuhnya ini cacing, tiga bulan bisa sampai tiga puluh kilo hasil panennya. Jadi setiap tiga bulan itu panen, hasilnya yaa lumayan jutaan rupiah juga, karna selain ku jual kantongan begini ki (eceran), biasa juga ada orang ambil kiloan untuk na jual kembali. Kalau satu kantong ini ku jual sepuluh ribu satu kantong, itu isinya cuman 30 ekor. Kalau perkilonya itu bisa kujual 200 ribu. sementara kalau ku jual ecer biasa habis sampai tiga kilo per hari. Baru dalam satu kilo itu kadang sampai 30 kantong jadinya, lebih banyak untungnya kalau diecer,'' ucap ibu anak satu itu.

Namun dibalik larisnya penjualan cacing yang Ia tekuni, tak jarang dirinya mengalami kerugian. Hal itu terjadi lantaran banyaknya cacing yang ia budidayakan mati. "Yang baru-baru ini panen ada tujuh kilo cacing ku yang mati, biasa juga sampai sepuluh kilo mati, itu gara gara tanahnya yang kurang, karna susah dapat tanahnya ini ji tanah yang agak susah didapat, karena tidak sembarang tanahnya, harus tanah yang gembur tidak terlalu kering, tidak terlalu basah juga. Biasa di kampung mami itu ambil tanah kalau tidak ada sama sekalimi ku dapat. Belum lagi kalau terlalu panas sekali matahari. Berbusa dia kalau mati, baru ini cacing kalau adami satu ekor yang mati gampang sekalimi yang lain tertular, cepat sekali menjalar. Itumi setiap hari harus dijaga kelembapannya harus sering di cek juga supaya kalau ada mati langsung dibuang," katanya.

Selain proses budidayanya yang terbilang mudah serta penjualannya juga yang cukup menjanjikan membuat wanita asal Kabupaten Takalar itu tetap berusaha melanjutkan usahanya. Hal itu dilakukannya untu memenuhi

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross