Wisatawan mengunjungi Grand Palace, salah satu tempat wisata utama di Thailand, di Bangkok, Thailand, 7 Januari 2023. (Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha)

Hindari Perang, Ribuan Orang Rusia Kabur ke Thailand

Publish by Redaksi on 28 February 2023

NEWS, IDenesia.id - Ribuan turis Rusia memilih terbang ke Thailand untuk menghindari perang di Ukraina atau mempertimbangkan pindah ke negara itu.

Thailand menjadi surga bagi wisatawan Rusia yang ingin menghindari perang yang disulut Moskow di Ukraina dan kini memasuki tahun kedua.

Sejak Thailand membuka kembali perbatasannya dan mencabut pembatasan COVID-19 pada Oktober, turis Rusia menjadi negara pengunjung terbesar ketiga di Thailand setelah Malaysia dan India, menurut data pemerintah.

Kini ribuan orang Rusia sedang mencari rumah baru. Mereka khawatir dengan kesulitan ekonomi yang menghantui Rusia dan takut terkena wajib militer untuk berperang di Ukraina. Semua laki-laki warga negara Rusia yang berusia 18-27 tahun harus mengikuti wajib militer dan berdinas aktif di angkatan bersenjata selama satu tahun.

Thailand telah lama menjadi tujuan liburan populer bagi turis Rusia. Thailand dan Rusia adalah mitra dagang yang erat. Pada 2019, Rusia menjadi pasar pariwisata terbesar ketujuh Thailand. Negara Gajah Putih itu tidak mengikuti jejak negara-negara Barat dengan menerapkan sanksi atau melarang kedatangan wisatawan dari Rusia.

Turis Rusia memanfaatkan keleluasaan itu. Selama Oktober, November, dan Desember 2022, sebanyak 331.000 pelawat Rusia datang ke Thailand, menurut data dari Kementerian Olahraga dan Pariwisata Thailand.

Ribuan pelawat Rusia itu juga berinvestasi, membeli properti atau menyewa properti untuk jangka panjang di Thailand.

Agen real estat milik keluarga itu melihat pembelian properti meningkat sebesar 10 persen sejak November. Ettayeb mengatakan harga vila yang dulu disewa kurang dari $9.000 (sekitar Rp135 juta) per bulan sekarang naik menjadi lebih dari $28.000.

"Bisnis penyewaan properti benar-benar kacau sekarang," kata Ettayeb. "Vila dulu 300.000 baht per bulan, beberapa di antaranya sekarang 1 juta baht per bulan, tapi orang masih mengambilnya."

Meskipun uang tidak menjadi masalah bagi sebagian orang, Ettayeb mengatakan tidak semua kliennya ingin tinggal di Thailand untuk jangka panjang.

“Tidak banyak orang yang ingin meninggalkan Rusia secara permanen, mereka hanya ingin memastikan bahwa mereka tidak harus berperang,” kata Ettayeb. "Ketika semuanya kembali normal, kemungkinan besar mereka akan kembali."

Emil Saliani, yang berasal dari Ukraina, sudah tinggal di Thailand selama beberapa tahun. Dia bekerja sebagai agen penjualan properti dan mitra pengembangan Wyndham Grand dan Natai Beach Resort di Phuket.

"Kami memiliki hotel baru dan satu hotel (yang terletak di) tepi pantai, dan tingkat hunian kami hampir 100 persen. Sekarang kami memiliki lebih dari 50 persen orang Rusia yang tinggal selama 10-14 hari. Tidak ada masalah," kata Saliani.

Pada tahun lalu, ribuan turis Rusia terjebak di Thailand menyusul pengenaan sanksi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya terhadap Rusia.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross