Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Melanda Sepanjang 2022 Lalu. Namun, Industri Fintech Atau Pinjaman Online (pinjol) Tumbuh Subur.

Industri Fintech Tumbuh Subur di Tengah Badai PHK 2022

Publish by Redaksi on 1 March 2023

NEWS, IDenesia.id - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melanda sepanjang 2022 lalu. Namun, industri fintech atau pinjaman online (pinjol) tumbuh subur.

Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informatika, Kadin Indonesia, Firlie H Ganinduto mengatakan, mengutip dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir Desember 2022, outstanding pembiayaan tumbuh double digit yakni 71,09% atau sekitar Rp1,2 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Jadi suatu angka yang signifikan dan keuangan digital ini juga membantu pemerintah dalam memberikan akses keuangan kepada masyarakat," kata Firlie dalam diskusi bersama INDEF, Selasa (28/2/2023).

Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) mencatat sejak 2018 hingga November 2022 lalu agregat penyaluran pendanaan mencapai Rp495,51 triliun yang disalurkan oleh 990 ribu pemberi pinajman kepada 93,15 juta penerima pinjaman.

"Pengeluaran dripada masyarakat, paling banyak ada di belanja makanan, kedua menabung, ketiga membayar tagihan listrik, sedekah, tagihan internet, dan lainnya," sambung Firlie.

Sehingga, menurutnya, dampak dari adanya PHK bakal bisa menjadi ruang untuk bertumbuhnya pinjol ilegal. Hal ini mengingat kebutuhan masyarakat yang harus terpenuhi setiap harinya di samping kehilangan mata pencaharian.

"Pinjol ilegal ini juga bisa merajalela di lingkungan buruh, dan mereka sebagian juga masih kurang literasi dari menggunakan pinjol ini sehingga mereka terjerat pinjol ilegal," pungkasnya.

Sebagai informasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat pada 2022 sebanyak 1 juta orang menjadi korban PHK.

Hal itu disebabkan karena adanya resesi global atau melemahnya pertumbuhan ekonomi yang menyeret penurunan permintaan akan barang di pasar internasional. Seperti yang terjadi pada industri tekstil dan alas kaki, yang pada 2022 mengalami penurunan permintaan ekspor.

Sehingga hal tersebut berdampak pada penurunan produksi, karena tidak ada permintaan. Alhasil, berakhir pada pengurangan karyawan alias PHK untuk menurunkan biaya perushaan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross