Kepala BPS Sulsel Aryanto bersama Sekda Sulsel, Jufri Rahman (Foto: Web Pemprov Sulsel).

Inflasi Sulsel Lebih Rendah dari Nasional di September 2024, Komoditas Pangan Penyumbang Terbesar

Publish by IDenesia on 4 October 2024

NEWS, IDenesia.id - Makassar, Kompas – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan bahwa tingkat inflasi tahunan atau year-on-year (y-on-y) pada September 2024 di Sulsel terkendali di 1,67 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 1,84 persen. Capaian ini tidak lepas dari terjadinya penurunan sejumlah bahan pokok.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Sulsel, Aryanto, dalam konferensi pers di Kantor BPS Sulsel, Selasa, 1 OKtober 2024. Dalam kesempatan itu, hadir pula Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman.

Aryanto menjelaskan pada September 2024, Sulsel mengalami deflasi secara bulanan atau month-to-month (m-to-m) sebesar 0,09 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,52. Dari delapan kota IHK di Sulsel, lima kota mengalami deflasi bulanan.

"Deflasi terdalam terjadi di Watampone dan Kabupaten Luwu Timur sebesar 0,21 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kabupaten Wajo sebesar 0,07 persen. Sementara itu, Kota Parepare mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,35 persen," ungkap Aryanto dikutip IDenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Jumat, 4 Oktober 2024.

Aryanto menjabarkan, terjadinya deflasi di Sulsel terutama didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

"Komoditas utama yang menyumbang deflasi bulanan pada September 2024 adalah cabai rawit, cabai merah, tomat, beras, dan bensin," tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, menyatakan Pemerintah Provinsi Sulsel, atas arahan Penjabat Gubernur Prof. Zudan Arif Fakrulloh, siap mengimplementasikan kebijakan yang diperlukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali.

"Saya menganalogikan BPS seperti marka jalan dalam proses pengendalian inflasi. Kami di Pemprov bersama BI, Diskominfo, dan Perindustrian Perdagangan adalah pengguna jalan yang harus mematuhi rambu-rambu yang ada," ujar Jufri.

Dia menekankan, seluruh pemangku kepentingan siap mengikuti arahan dari BPS, terutama menjelang peningkatan aktivitas masyarakat pada akhir tahun yang dipengaruhi oleh perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Telur, beras, dan transportasi adalah komoditas yang akan memengaruhi inflasi, dan kami siap berkolaborasi untuk mengendalikan hal ini sesuai peta jalan dari BPS," tutupnya.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross