NEWS, IDenesia.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah memetakan jenis komoditas penyumbang inflasi terbesar di daerah ini. Inflasi membuat pemerintah cemas sehingga menjadi skala prioritas untuk ditangani. Pemprov mencatat, padat triwulan II 2023, jenis komoditas pemicu inflasi mencakup kelompok transportasi. 

Meliputi angkutan udara, tarif kendaraan online, angkutan dalam dan luar kota, serta BBM jenis solar dan bensin. Disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya pada komoditas beras, telur ayam ras, rokok kretek filter, dan sumber daya laut khususnya ikan. 

“Kenaikan harga tersebut secara tahunan dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta kebijakan pengalihan subsidi BBM sejak September 2022,” kata Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 19 September 2023. 

Pemprov merujuk dalam data Bank Indonesia Perwakilan Sulsel per tanggal 6  September 2023. Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi menurutnya tertahan oleh penurunan harga cabai rawit, minyak goreng, tomat, bawang merah, cabai merah, dan beberapa jenis sayuran. 

"Upaya yang kami lakukan diantaranya gerakan menanam cabai di lingkungan ASN Pemerintahan Provinsi Sulsel, kembangkan teknologi jaringan kultur dan koordinasikan pengelola moda transportasi untuk menekan biaya tiket perjalanan, barang dan jasa,” ucap Bahtiar. 

Menurut Bahtiar, pemanfaatan lahan kering dan lahan basah hingga hilir di daerah ini perlu dikelola melalui mekanisasi pertanian modern. Ia mengusulkan pengembangan jaringan kultur. "Pengembangan jaringan kultur saya nilai efektif dikelola untuk meningkatkan produktivitas komoditi pangan," imbuhnya.

"Melalui gerakan menanam cabai kami akan memastikan cadangan pangan komoditi hortikultura. Jangan sampai pertemuan inflasi ini hanya sekedar rapat saja dan tidak punya efektivitas terhadap menurunnya angka inflasi," lanjut Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri ini.