Ilustrasi (foto:women'sobsession)

Ini Perbedaan Mata Silinder, Minus, dan Plus yang Perlu Anda Dipahami

Publish by Redaksi on 27 May 2024

NEWS, IDenesia.id - Mata silinder, minus, dan plus adalah gangguan pada mata yang termasuk dalam kelainan refraksi dan cukup umum terjadi.

Kendati demikian, beberapa orang mungkin belum begitu memahami apa perbedaan silinder, minus, dan plus. Dirangkum IDenesia dari laman Siloam Hospitals, Senin 27 Mei 2024, yuk ketahui lebih lanjut terkait dengan perbedaan di antara ketiganya.

Perbedaan Silinder, Minus, dan Plus

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa silinder, minus, dan plus merupakan tiga kondisi yang termasuk dalam kelainan refraksi mata. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh gaya hidup atau kebiasaan buruk dalam jangka panjang yang dapat menurunkan kinerja mata.

Jika ingin tahu lebih lanjut terkait masing-masing kondisi ini, berikut adalah penjelasan mendetail tentang perbedaan silinder, minus, dan plus.

1. Definisi

Perbedaan silinder, minus, dan plus yang pertama terletak pada definisinya. Mata silinder adalah kondisi ketika kornea atau lensa mata tidak berbentuk cembung secara sempurna. Kondisi ini disebut juga dengan astigmatisme.

Sementara itu, mata minus adalah kondisi ketika mata tidak mampu melihat objek dari jarak jauh secara jelas. Mata minus disebut juga dengan miopi atau rabun jauh. Sebaliknya, mata plus adalah kondisi ketika mata tidak mampu melihat objek dengan jelas dari jarak dekat. Kondisi ini dikenal juga dengan hipermetropi atau rabun jauh.

2. Penyebab

Perbedaan silinder, minus, dan plus berikutnya terletak pada penyebabnya. Mata silinder adalah kondisi yang terjadi ketika kornea atau lensa mata mengalami ketidaksempurnaan bentuk, sehingga bentuk kornea atau lensa menjadi tidak rata. Hal ini membuat cahaya yang masuk ke kornea tidak dapat fokus pada satu titik di retina, melainkan menyebar pada beberapa titik di retina.

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mata silinder adalah sebagai berikut:

  • Menderita miopi atau hipermetropi berat.
  • Memiliki riwayat astigmatisme atau gangguan mata lainnya, seperti keratokonus (kondisi di mana kornea mata mengalami penipisan dan lambat laun berubah bentuk menjadi seperti kerucut dan menonjol keluar).
  • Pernah mengalami cedera mata.
  • Pernah menjalani operasi mata, seperti operasi katarak.
  • Terdapat bekas luka pada kornea.

Pada mata minus dan plus, kedua kondisi ini sebenarnya terjadi akibat hal yang sama, yakni ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat pada retina. Namun, pada mata minus, cahaya yang ditangkap oleh mata jatuh di depan retina. Sementara pada mata plus, cahaya yang ditangkap oleh mata jatuh di belakang retina. Hal ini bisa dipicu oleh kondisi kornea yang tidak normal.

Adapun beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko terjadinya miopi adalah sebagai berikut:

  • Memiliki kebiasaan menonton video atau membaca dalam jarak yang terlalu dekat dan dalam jangka waktu yang lama.
  • Faktor keturunan.
  • Kurangnya paparan sinar matahari, sehingga tidak mendapatkan vitamin D yang cukup.

Sementara itu, sejumlah faktor risiko mata plus atau hipermetropi, antara lain:

  • Berusia di atas 40 tahun.
  • Faktor keturunan.
  • Menderita kondisi medis tertentu, seperti tumor, kanker mata, atau diabetes

3. Gejala

Perbedaan silinder, minus, dan plus juga bisa dilihat secara jelas dari gejalanya. Mata silinder ditandai dengan penglihatan kabur, sering terkena sakit kepala, mata terasa tegang dan tidak nyaman, kesulitan untuk fokus saat sedang membaca, sulit melihat dalam pencahayaan yang redup, dan perlu menyipitkan mata agar bisa melihat dengan jelas.

Sedangkan gejala mata minus adalah penglihatan kabur saat melihat objek yang berada pada jarak yang jauh, perlu menyipitkan atau menutup sebagian mata agar bisa melihat dengan jelas, dan sakit kepala akibat mata lelah.

Sementara itu, sejumlah gejala dari mata plus antara lain adalah objek yang berada dekat dari mata terlihat buram, mata mudah merasa lelah, sering menyipitkan mata saat membaca atau melihat benda dari jarak dekat, atau merasa sakit kepala setelah melihat objek dari jarak dekat dalam jangka waktu yang lama.

4. Pengobatan 

Baik mata silinder, minus, maupun plus dapat diatasi dengan lensa korektif, seperti kacamata atau lensa kontak serta operasi refraktif. Upaya ini dapat membantu mata pasien memfokuskan cahaya tepat di retina dan membuat penglihatan menjadi lebih jelas. Dokter akan memberikan resep kacamata atau lensa kontak yang sesuai dengan kondisi mata pasien.

Sementara untuk operasinya sendiri, dokter biasanya merekomendasikan operasi LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis) yang dapat membantu memperbaiki bentuk kornea mata, sehingga penderita bisa melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata ataupun lensa kontak.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan silinder dan minus, serta plus yang perlu Anda ketahui. Namun, untuk menentukan kondisi ini, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata. Dengan begitu, dokter dapat menyarankan penanganan yang tepat, misalnya penggunaan kacamata hingga prosedur operasi jika diperlukan.

 

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross