Ilustrasi.

Ini Yang Dikhawatirkan Para Investor Saat Saham BUMN Karya WSKT hingga ADHI Anjlok

Publish by Redaksi on 12 January 2023

NEWS, IDenesia.id - Harga saham emiten BUMN Karya ramai-ramai anjlok pada lanjutan sesi II, Pada hari Selasa (10/1/2023) lalu. Bahkan, beberapa saham menempati posisi top losers.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.14 WIB, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 6,75 persen ke Rp304 per saham. Ini berarti, saham WSKT sudah turun 4 hari beruntun, dengan dua di antaranya ARB.

Saham konstruksi pelat merah lainnya PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga turun tajam 6,02 persen, melanjutkan tren penurunan selama 5 hari berturut-turut. Selanjutnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melorot 6,16 persen, setelah turun sejak Rabu pekan lalu (4/1).

Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga masing-masing melemah 4,57 persen dan 0,63 persen. Saham anak usaha BUMN Karya, macam PT PP Presisi Tbk (PPRE) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) juga ikut ambles, masing-masing 5,98 persen dan 4,47 persen.

Sejumlah riset analis masih belum bullish terhadap sektor konstruksi, bahkan ketika pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah dimulai.

Riset UOBKayHian, misalnya, pada 4 Januari 2023 menjelaskan, saat ini investor masih akan menunggu (wait and see) seiring adanya ketidakpastian kondisi ekonomi makro dan juga hasil pemilihan umum (pemilu) presiden mendatang.

“Pembangunan IKN mungkin tidak berdampak signifikan terhadap sektor,” jelas Selvi Octaviani analis UOB, dikutip IDenesia.id, Kamis (12/1).

Kendati demikian, UOB masih memberikan pandangan positif terhadap pemulihan dan pertumbuhan sektor konstruksi, “yang akan ditopang oleh raihan kontrak yang lebih tinggi dan burn rate.”

Masalah lain yang masih menggelayuti sektor ini, mengutip UOB, adalah terkait kontraktor yang masih dibayangi posisi gearing (porsi utang) yang tinggi seiring risiko kenaikan suku bunga acuan, dan masih lambatnya pembayaran dari pemilik proyek yang membuat arus kas perusahaan seret.

Riset lainnya, dari MNC Sekuritas, pada 16 Desember 2022, menyematkan rating netral untuk sektor konstruksi di 2023.

Mirip UOB, analis MNC Sekuritas menjelaskan, investor masih khawatir dengan prospek sektor konstruksi seiring adanya fluktuasi ekonomi yang membuat investor cenderung memilih aset yang memiliki kas bejibun alias melimpah. Aksi galak bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, juga menjadi sentimen lainnya, lantaran menyebabkan kenaikan suku bunga dan biaya dana (cost of fund).

Namun, sedikit berbeda dengan riset UOB, analis MNC Sekuritas berargumen, sentimen IKN bisa menjadi kisah pembalikan positif (turnaround story) di masa mendatang, demi memperbaiki posisi neraca perusahaan konstruksi.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross