Ilustrasi jatuh cinta (Foto: Hack Spirit)

Jatuh Cinta Berjuta Rasanya, Ini Kata Sains

Publish by Redaksi on 1 January 2024

NEWS, IDenesia.id - Jatuh cinta berjuta rasanya, setiap dari kita pun pasti pernah merasakan perasaan yang hangat dan menyenangkan ini dengan bentuk dan kedalamannya masing-masing. Perasaan ini seringkali terasa tidak dapat dijelaskan, namun ternyata sains punya jawabannya.

Sebelumnya, Anda mungkin tidak pernah mengaitkan rasa cinta dengan fakta ilmiah yang kesannya sangat dingin dan keras. Di benak kita, cinta adalah karya seni dan sastra yang cenderung dinamis, dan bukan berupa fakta-fakta sains eksak.

Meski begitu, alasan dibalik jantung berdebar, pipi memerah, hingga pikiran yang senantiasa fokus pada sang kekasih tidak bisa begitu saja dilepaskan dari sains. Ilmu satu inilah yang memiliki jawaban atas reaksi tubuh terkait perasaan jatuh cinta yang melanda manusia.

Disadur IDenesia dari laman International Science Council, Senin, 1 Januari 2024, sederhananya, cinta romantis dibagi menjadi tiga kategori: nafsu, ketertarikan, dan keterikatan.

Masing-masing kategori ini diidentifikasi oleh serangkaian hormon yang dilepaskan dari otak, misalnya nafsu yang melepaskan testosteron dan estrogen, sementara pada fase ketertarikan, tubuh akan melepaskan dopamin, serotonin, dan norepinefrin, hormon-hormon yang bertanggung jawab atas munculnya perasaan hangat dan nyaman.

Nah, di tahap terakhir yaitu keterikatan, otak akan melepaskan oksitosin dan vasopresin, yang mendorong kita merasakan gelombang emosi positif dan pergerakan fisik dan emosional yang membuat kita menjadi lebih awas dalam ‘menjaga’ kepemilikan atas pasangan dan wilayah.

Aliran darah ke pusat otak yang mengatur kebahagiaan akan terjadi selama fase awal ketertarikan atau ‘fase bulan madu’, hal ini mendorong kita merasakan fiksasi obsesif yang begitu kuat dengan pasangan kita.

Lewat dari fase bulan madu, perilaku ini akan semakin memudar, namun bukan berarti perasaan cinta itu telah hilang.

Pada fase ini, aktivitas baru telah terjadi di tubuh kita yang seiring waktu menjadi toleran dengan pelepasan stimulan kebahagiaan tadi, dan perlahan menuju pada fase keterikatan.

Di sini, giliran vasopresin dan oksitosin yang bertindak menciptakan rasa aman yang tetap ada di dalam tubuh lewat hubungan jangka panjang.

Meskipun terdengar sangat jauh dari kata romantis, namun itulah yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita ketika mengalami perasaan jatuh cinta. Hingga kini pun, penelitian tentang topik jatuh cinta maupun aspek dan emosi yang terjadi dalam proses ini masih terus dikembangkan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross