Kasi keterangan: Pj Sekda Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad (Foto: Web Pemprov Sulsel)

Jelang Idul Adha, Pemerintah Sulsel Gelar Gerakan Pangan Murah di 24 Kabupaten dan Kota

Publish by IDenesia on 11 June 2024

NEWS, IDenesia.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel), akan menggelar gerakan pangan murah untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang hari raya Idul Adha 1445 H. Gerakan pangan murah ini yang menyajikan yang menyajikan berbagai komoditas ini akan digelar di 24 kabupaten dan kota di Sulsel.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel lebih dulu menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) mulai Selasa, 11 Juni 2024, yang dipusatkan di Kantor PKK Provinsi Sulsel. Selanjutnya, kegiatan yang sama akan dilaksanakan di 24 kabupaten kota di Sulsel.

"Kami berharap dengan upaya-upaya pengendalian yang kita lakukan sekarang ini, tidak terlalu memberikan dampak kenaikan harga yang signifikan bagi komoditi-komoditi yang lain. Kami melakukan pemantauan harga, sekaligus penyaluran beras SPHP, dan melaksanakan Gerakan Pangan Murah," kata Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad dilansir IDenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 11 Juni 2024.

Andi Arsjad menjelaskan, gerakan pangan murah ini sekaligus menindaklanjuti hasil rapat koordinasi inflasi mingguan, yang menjadi arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) terkait pengendalian inflasi di Provinsi Sulsel.

"Kita bersyukur bahwa inflasi tahun ini mengalami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya, dari 2,61 persen menjadi 2,22 persen. Namun, ini tetap harus kita pastikan stabilitasnya," kata Andi Arsjad.

Untuk itu, Pemprov Sulsel melakukan rapat koordinasi dengan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, karena diharapkan ke depan pengendalian inflasi lebih terarah, terukur dan terstruktur. Namun perlu kesamaan persepsi, kesamaan langkah dari TPID Provinsi Sulsel dan Kabupaten Kota.

"Kita berharap ke depan inflasi kita berada diantara 1,9 dan 2,1 persen. Untuk itu, kita membangun persamaan persepsi, bagaimana pola pengendalian inflasi ke depan bisa lebih kepada substansi. Terutama pada komoditi-komoditi yang berpotensi bergejolak,” ungkapnya.

“Olehnya itu kita butuh data, informasi yang cepat dan akurat. Untuk memastikan intervensi kita nanti lebih terarah makanya kita undang BPS. Paling tidak, hasil survei mingguan BPS bisa menjadi salah satu referensi kita untuk panel harga berdasarkan pantauan harga harian," sambungnya. 

Dia juga berharap ke depan ini bisa menjadi skema penting yang baik dengan kerjasama semua, sehingga pengendalian inflasi di Provinsi Sulsel bisa lebih stabil dan sesuai dengan target yang ditentukan.

Lebih jauh Andi Arsjad menjelaskan, menjelang hari raya Idul Adha, berdasarkan pantauan harga saat ini masih cukup terkendali atau stabil. Terutama komoditi-komoditi pokok strategis cukup tersedia dan terjangkau. Seperti bawang merah, cabai, dan beras.

Untuk beras sendiri, lanjut Arsjad, masih cukup stabil. Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan harga yakni untuk beras premium sebesar Rp12.500 per kg. Dengan adanya kepastian harga itu, diharapkan agar apa yang dilakukan oleh pemerintah tentu telah didasari berbagai pertimbangan. Termasuk produksi yang mengalami penurunan, juga biaya produksi sehingga harus disesuaikan.

#Topik Terkait

cropped-FAVICON-1.png
IDenesia Daily
hello world!
cross